Intel tengah jadi sorotan setelah dituding merekrut seorang insinyur senior yang diduga membawa rahasia perusahaan milik Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Insinyur bernama Wei-Jen Lo itu bahkan kini digugat resmi oleh TSMC, sementara jaksa Taiwan juga sudah membuka penyelidikan.
Lo bergabung dengan Intel pada musim gugur tahun ini untuk membantu meningkatkan proses produksi massal chip. Sebelumnya, ia sempat bekerja di Intel pada era 1980-an, sebelum kemudian pindah ke TSMC pada 2004 dan terlibat dalam periode paling sukses perusahaan manufaktur chip terbesar di dunia itu.
Masalah muncul ketika TSMC mengumumkan bahwa mereka menggugat Lo karena dianggap melanggar kontrak kerja dan perjanjian non compete. Tak hanya itu, Lo juga dituding melanggar Undang-Undang Rahasia Dagang Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kemungkinan besar kalau Lo menggunakan, membocorkan, mengungkap, adan memberikan rahasia perusahaam TSMC dan informasi rahasia ke Intel, yang membuat diperlukannya langkah hukum," kata TSMC, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Senin (1/12/2025).
Kasus ini tak berhenti di ranah perdata. Otoritas Taiwan ikut turun tangan. Berdasarkan laporan Reuters, jaksa di Taiwan telah membuka penyelidikan resmi terkait dugaan pencurian rahasia dagang ini.
Bahkan, penyidik disebut sudah menggeledah dua properti milik Lo dan menyita sejumlah barang bukti, mulai dari komputer, USB drive, hingga perangkat penyimpanan data lainnya. Aset berupa properti dan saham yang dimiliki Lo juga dikabarkan bisa ikut disita.
Intel sendiri membantah keras tuduhan tersebut. Melalui juru bicara Intel, mereka menyatakan tidak ada alasan untuk meyakini bahwa Wei-Jen Lo terlibat dalam pelanggaran apa pun terkait rahasia dagang.
"Berdasarkan semua informasi yang kami ketahui, kami tidak melihat adanya dasar dari tuduhan terhadap Mr. Lo," kata juru bicara Intel.
Mereka juga menegaskan memiliki kebijakan internal yang ketat untuk melarang perpindahan atau penggunaan informasi rahasia dari pihak ketiga.
Namun, bagi Taiwan, isu pencurian teknologi chip bukan perkara sepele. Negeri itu dikenal sangat protektif terhadap teknologi semikonduktor, terutama milik TSMC yang menjadi tulang punggung industri chip global. Sepanjang tahun ini saja, sudah ada tiga orang yang didakwa dalam kasus lain terkait dugaan pencurian teknologi pembuatan chip TSMC untuk kepentingan perusahaan asal Jepang.
Keterlibatan Intel membuat situasi ini semakin sensitif secara geopolitik dan ekonomi. Apalagi pemerintah Amerika Serikat kini memegang sekitar 10% saham Intel, sebagai bagian dari upaya menghidupkan kembali kejayaan industri semikonduktor domestik dan mengejar dominasi di tengah ledakan kebutuhan chip untuk AI -- sektor yang saat ini menguntungkan untuk TSMC.
(asj/rns)











































