Resume Buku

Membedah Akal Imitasi dari Sisi Legal

Dr Muhammad Sufyan Abdurrahman - detikInet
Selasa, 07 Okt 2025 11:15 WIB
Foto: Dok Dr Muhammad Sufyan Abdurrahman
Jakarta -

Akal imitasi atau artificial intelligence (AI) dalam buku Revolusi Cyberlaw Indonesia: Revisi UU ITE 2024 diposisikan sebagai tantangan hukum baru yang sangat kompleks. AI membawa dampak besar pada kehidupan manusia, mulai dari bidang medis, keuangan, transportasi, hingga sistem hukum itu sendiri.

Dalam konteks ini, hukum tidak bisa hanya dipandang sebagai pengatur yang pasif, tetapi harus aktif merespons perkembangan teknologi yang berlangsung begitu cepat. AI mampu mengambil keputusan signifikan yang berimplikasi pada hak asasi manusia dan tatanan sosial, sehingga hukum dituntut memberikan kerangka yang jelas mengenai siapa yang bertanggung jawab, bagaimana perlindungan data dijamin, serta bagaimana bias algoritmik bisa diminimalkan.

Pada Bab 1 buku ini, penulis membahas fungsi hukum dalam menghadapi kecerdasan buatan. Hukum ditempatkan sebagai instrumen aktif yang tidak hanya mengatur, tetapi juga mencegah penyalahgunaan. Dengan big data dan algoritma canggih, AI menghadirkan peluang besar sekaligus konsekuensi pada privasi, akuntabilitas, dan perlindungan hak asasi.

Bab 2 melanjutkan dengan pembahasan akuntabilitas. Penulis menegaskan bahwa pengembang maupun pengguna sistem harus bertanggung jawab penuh atas setiap keputusan yang dihasilkan mesin. Akuntabilitas hukum mencegah lahirnya kondisi di mana AI dilepas begitu saja tanpa kendali manusia, yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat.

Bab 3 mengarahkan perhatian pada isu privasi dan keamanan data. AI yang membutuhkan akses besar terhadap data pribadi membawa risiko serius penyalahgunaan. Oleh sebab itu, rekognisi hukum terhadap pengelolaan data pribadi menjadi syarat mutlak agar AI tidak mengorbankan kebebasan individu atas nama efisiensi.

Bab 4 membahas bias dan diskriminasi. Penulis menunjukkan bagaimana data yang timpang atau algoritma yang keliru dapat menghasilkan keputusan yang tidak adil. Untuk itu, audit algoritma, pengawasan independen, serta regulasi yang melarang diskriminasi dipandang sangat penting agar AI beroperasi secara adil dan inklusif.



Simak Video "Video: Kolaborasi OpenAI-Mattel Uji Coba Video AI Buatan Sora 2"


(fay/fyk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork