Pakar ITB: Lelang 1,4 GHz Komdigi Percepat Internet Cepat hingga Pelosok

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 06 Okt 2025 11:15 WIB
Pakar ITB: Lelang 1,4 GHz Komdigi Percepat Internet Cepat hingga Pelosok Foto: Adi Fida Rahman
Jakarta -

Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB), Ian Josef Matheus Edward, menilai lelang frekuensi 1,4 GHz yang tengah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) agar koneksi merata dan menghadirkan koneksi internet cepat di pelosok Tanah Air.

Sebagai diketahui, kesenjangan akses internet di era digital di Indonesia saat ini masih terasa, terutama kota-kota besar dengan yang area pelosok, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Menurut Ian, dari sisi kesiapan teknologi, penggunaan frekuensi ini tidak akan menjadi hambatan bagi para vendor perangkat.

"Frekuensi 1,4 GHz untuk vendor membuat modemnya tidak masalah karena sudah ada yang 2,4 GHz. Tinggal mengganti beberapa komponen. Jika sudah ada pasar dan masif besar, harga CPE-nya akan murah," ujar Ian kepada detikINET.

Ian menilai, ketersediaan perangkat pelanggan (CPE) juga akan cepat karena ekosistem sudah siap.

"CPE akan tersedia dengan cepat karena sudah dilakukan pengujian kelayakan dengan jaminan SLA minimal 100 Mbps dan ekosistem dengan sendirinya terbentuk," katanya.

Ia menambahkan, karena lelang frekuensi ini bersifat regional, maka harga penelitian dan harga lelangnya tidak akan mahal. Kondisi tersebut dinilai akan menurunkan kebutuhan investasi awal dan mempercepat pembangunan jaringan.

"Khusus untuk lelang frekuensi karena bersifat regional, maka research price lelangnya tidak akan mahal. Sehingga capex-nya akan murah, sehingga pembangunan akan cepat dan layak untuk sebagai enabler internet fixed broadband 100 Mbps," jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa pembangunan jaringan di frekuensi 1,4 GHz perlu mengutamakan asas manfaat dan pemerataan.

"Kalau saya mengharapkan pembangunan diutamakan pemberian dampak manfaat terbesar lalu yang berkeadilan dan merata," kata Ian.

Selain itu, kewajiban pembangunan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) juga harus menjadi prioritas, dengan tetap menjaga keseimbangan bisnis.

"Kewajiban membangun daerah 3T lebih diutamakan tentu dengan pertimbangan keseimbangan bisnis juga untuk daerah gemuk, sehingga perusahaan tetap sehat dengan fixed wireless access broadband 1,4 GHz," tuturnya.

Meski begitu, Ian menegaskan bahwa teknologi di pita 1,4 GHz ini sebaiknya berfungsi sebagai pendamping teknologi yang sudah ada, bukan pengganti.

"Yang perlu diperhatikan teknologi ini sebagai pendamping teknologi yang sudah ada baik fixed broadband optik, seluler maupun Wi-Fi. Dengan tujuan percepatan penetrasi dan bandwidth lebar yang sangat baik untuk kecepatan tinggi," pungkasnya.



Simak Video "Video Kepanikan Siswa Usai Atap SMK di Cileungsi Ambruk"

(agt/agt)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork