Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah mencari sumber pendanaan untuk pengadaan Satelit Republik Indonesia generasi kedua atau Satria-2.
Kepala Divisi Satelit Bakti Kominfo, Sri Sanggrama Aradea, mengatakan saat ini tengah mengusulkan proyek Satria-2 ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas).
"Belum, sekarang prosesnya di Bapenas dan Kemenkeu untuk masuk ke green book dan ini kami juga masih diskusi teknis dengan mereka bagaimana pendanaannya," ucap Aradea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, diperkirakan investasi pengadaan Satria-2 itu mencapai USD 884 juta atau sekitar Rp 13,7 triliun. Dibandingkan dengan pendahulunya, yakni Satria-1, Satria-2 memiliki kapasitas yang jauh lebih bisa hinngga 300 Gbps.
"Saat ini yang tercatat di green book kita, (investasi pengadaan Satria-2) USD 884 juta. Investasinya kurang lebih segitu, itu sudah semua," kata Aradea.
Keberadaan Satria-2 ini akan membantu pemerataan akses internet yang belum bisa dipenuhi oleh Satria-1 yang akan beroperasi melayani 37 ribu fasilitas layanan publik di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) pada Januari 2024.
Lebih lanjut, Aradea menjelaskan secara teknis, dengan kapasitas begitu besar itu tidak bisa dilakukan satu satelit. Nantinya, Satria-2 punya satelit kembar, yaitu Satria-2 A dan Satria-2 B.
"Logikanya secara teknis itu menurut saya menjadi dua satelit (Satria-2)," ucapnya.
Terkait target layanan yang akan disasar Satria-2 nantinya akan menyediakan akses layanan internet di area baru yang tidak terjangkau oleh infrastruktur seperti fiber optik maupun microwave.
"Titik tambahannya itu 45.000 kalau tidak salah dan ini masih tetap kami godok yang pasti karena kapasitas untuk Satria-1 sendiri itu pun sebenarnya kurang. Jadi, kita nanti akan pointing dari tiga satelit yang kita sudah memiliki ini untuk membesarkan kapasitas di bawah-bawahnya, secara teknis seperti itu," tuturnya.
(agt/agt)