Uni Eropa mencapai kesepakatan aturan mengenai penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Regulasi ini nantinya akan mengatur sistem AI termasuk penggunaan AI oleh pemerintah.
Komisaris Uni Eropa, Thierry Breton, mengungkapkan bahwa langkah ini menjadikan Uni Eropa sebagai pelopor dalam regulasi mengenai AI di dunia.
"Eropa telah memposisikan dirinya sebagai pelopor, memahami pentingnya perannya sebagai penentu standar global. Saya percaya ini adalah hari bersejarah," ungkapnya seperti dilansir detikINET dari Reuters, Senin (11/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepakatan ini dicapai oleh Uni Eropa pada Jumat (08/12) setelah negosiasi oleh Parlemen Eropa selama hampir 15 jam.
Keberadaan ini nantinya akan berdampak bagi beberapa model AI seperti ChatGPT yang akan diwajibkan untuk memenuhi beberapa syarat yang diterapkan di Eropa.
Beberapa yang harus dipenuhi adalah penyusunan dokumen teknis, patuh terhadap Undang-Undang Hak Cipta Uni Eropa, dan melaporkan ringkasan konten yang digunakan untuk pembelajaran.
Regulasi ini juga mengatur penggunaan AI untuk pemerintahan negara di Uni Eropa khususnya dalam pengawasan biometrik menggunakan AI di ruang publik.
Dalam hal ini, pemerintah suatu negara di Uni Eropa hanya boleh menggunakan AI untuk mengawasi kasus korban kejahatan tertentu, pencegahan ancaman yang berisiko tinggi seperti terorisme, dan mencari orang-orang yang menjadi terduga pelaku kejahatan serius. Manipulasi dan penghapusan wajah dari CCTV menggunakan AI juga dilarang dengan adanya regulasi ini.
Regulasi AI di Uni Eropa ini juga memberi hak pada konsumen. Dengan keberadaan regulasi ini, konsumen dapat mengajukan pengaduan atau menerima penjelasan dari platform penyedia AI tentang suatu pelanggaran. Di dalam regulasi ini juga sudah terdapat aturan denda bagi platform penyedia AI yang melanggar regulasi.
Nantinya, regulasi mengenai AI ini diharapkan mulai berlaku awal tahun depan. Regulasi AI oleh Uni Eropa ini muncul di Eropa pada momen yang bersamaan dengan diluncurkannya AI baru dari Google yaitu Gemini.
*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rns/fay)