Proyek Hot Backup Satellite (HBS) resmi dihentikan oleh pemerintah. Ketua Satgas Bakti Kominfo Sarwoto Atmosutarno mengungkapkan alasan dihentikannya pengadaan satelit HBS tersebut.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan pengadaan pada 2022 yang dikerjakan oleh Badan Layanan Umum (BLU) Bakti dan target peluncuran di 2023. Total nilai proyek satelit HBS mencapai Rp 5,2 triliun.
Sebagaimana namanya, HBS direncanakan sebagai satelit cadangan jika satelit Satria-1 mengalami anomali ketika meluncur. Namun, satelit Satria-1 telah berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 18 Juni 2023.
Sarwoto mengatakan dengan keberhasilan peluncuran tersebut, maka anggaran proyek satelit HBS akan direalokasikan untuk prioritas perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional.
"Hal tersebut mengingat pentingnya Bakti untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan target-target inklusi digital,"
Sarwoto menuturkan sesuai tugasnya dalam memberikan arahan dan rekomendasi kepada Bakti, Satgas Bakti Kominfo telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal kontrak HBS setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional satelit Satria-1 yang telah meluncur dengan sukses dianalisa oleh Manajemen Bakti
Disampaikannya, Satgas Bakti Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak hot backup satellite yang disampaikan oleh Dirut Bakti Fadhilah Mathar pada 19 Oktober 2023.
Satgas juga memastikan bahwa manajemen Bakti telah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi-lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan Kemitraan Nusantara Jaya.
Sebagai informasi, pada 11 Maret 2022, Kominfo mengumumkan Kemitraan Nusantara Jaya sebagai pemenang tender proyek HBS. Kemitraan Nusantara Jaya ini merupakan konsorsium dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
"Satgas menekankan pentingnya BAKTI untuk mempedomani aspek tidak adanya kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut," ujar Sarwoto dalam siaran pers, Sabtu (21/10/2023).
Lebih lanjut, kata Sarwoto, Satgas Bakti Kominfo menekankan pentingnya Bakti mempedomami aspek tidak adanya kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut.
"Satu hal yang juga harus jadi pertimbangan adalah bahwa kita harus fokus kepada Satria-1 yang akan banyak menyita energi dan tidak boleh gagal dalam pelaksanaannya. Satelit Satria-1 ini akan segera beroperasi awal 2024, sehingga kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidak fokus," papar Sarwoto.
Satgas Bakti Kominfo adalah satuan tugas yang dibentuk melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 472 Tahun 2023. Tugasnya adalah untuk melakukan percepatan penyelesaian dan optimalisasi program penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan informasi pada Bakti Kominfo.
Selain itu, memastikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi oleh Bakti, seperti penyediaan akses internet di wilayah 3T, pembangunan BTS, penyediaan jaringan serat optik Palapa Ring, penyediaan satelit HBS dan pengoperasian Satria-1.
Simak Video "Video Satelit Internet "Kuiper" Milik Amazon Meluncur Jadi Pesaing Starlink"
(agt/fyk)