Google belum lama ini dikenakan denda sebesar USD 32,5 juta atau sekitar Rp 487 miliar karena melanggar paten yang dipegang oleh Sonos produsen speaker pintar.
Melansir dari Engadget, Senin (29/5/2023) Hakim Federal California telah memutuskan denda setelah menentukan bahwa Google melanggar hak paten yang dipegang Sonos terkait pemutaran audio yang dapat disinkronkan di beberapa speaker. Ini merupakan fitur inti dari teknologi Sonos yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.
Hakim Distrik AS William Alsup telah menetapkan bahwa versi awal produk seperti Chromecast Audio dan Google Home melanggar hak paten Sonos. Pertanyaannya adalah, apakah produk yang lebih baru dan diubah juga melanggar paten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hakim pun memenangkan Sonos, tetapi memutuskan paten kedua - yang terkait dengan perangkat pengontrol melalui smartphone atau perangkat lain - tidak dilanggar.
Mereka mengatakan bahwa Sonos tidak secara meyakinkan menunjukkan bahwa aplikasi Google Home melanggar paten tersebut. Ini mengikuti penolakan empat pelanggaran paten lain yang awalnya digugat Sonos.
"Ini adalah perselisihan sempit tentang beberapa fitur yang sangat spesifik yang tidak umum digunakan. Dari enam paten yang awalnya diklaim Sonos, hanya satu yang ditemukan dilanggar, dan sisanya ditolak karena tidak valid atau tidak dilanggar," pernyataan Google yang diberikan ke Engadaget.
"Kami selalu mengembangkan teknologi secara mandiri dan bersaing berdasarkan ide-ide kami. Kami sedang mempertimbangkan langkah selanjutnya," sambungnya.
Sementara itu Sonos pun juga memberikan sebuah pernyataan di mana mereka sangat berterima kasih atas waktu dan kesungguhan hakim dalam menegakkan validitas paten Sonos dan mengakui nilai paten yang dimiliki Sonos.
"Putusan ini menegaskan kembali bahwa Google adalah pelanggar serial kami portofolio paten, seperti yang telah diputuskan oleh Komisi Perdagangan Internasional sehubungan dengan lima paten Sonos lainnya," demikian pernyataan Sonos.
Secara keseluruhan, mereka yakin Google melanggar lebih dari 200 paten Sonos. Ganti rugi yang diputuskan hakim, berdasarkan satu bagian penting dari portofolio Sonos, dinilai adalah pengakuan untuk hak kekayaan intelektual mereka.
"Tujuan kami tetap agar Google membayar royalti yang adil kepada kami untuk penemuan Sonos yang telah diambil alih." sambungnya.
Keputusan ini tampaknya seperti kemenangan bagi Sonos, sebab awalnya mereka telah mengajukan gugatan terhadap Google pada Januari 2020. Secara khusus, Sonos mengklaim bahwa Google memperoleh pengetahuan tentang paten melalui kolaborasi sebelumnya antara kedua perusahaan, saat mereka berkolaborasi untuk memungkinkan integrasi antara speaker Sonos dan Google Play Musik.
Sejak itu, Google menggugat balik Sonos, mengklaim bahwa Sonos sebenarnya telah melanggar patennya sendiri seputar speaker pintar. Seperti halnya pertarungan hukum yang bagus, Sonos kemudian memperluas gugatannya sendiri beberapa bulan kemudian.
Baru-baru ini, Google menggugat Sonos pada tahun 2022, dengan mengatakan bahwa asisten suara barunya melanggar tujuh paten yang berkaitan dengan Asisten Google.
(jsn/fay)