Migrasi TV analog ke digital seharusnya sudah rampung pada 2 November 2022. Namun pada pelaksanaannya, belum semua wilayah Indonesia siap untuk beralih ke TV digital.
Penerapan penghentian siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) ini telah diamanatkan sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja yang menyebutkan migrasi penyiaran paling lambat diterapkan dua tahun setelah diundangkan atau pada 2 November 2022.
Sementara itu, suntik mati TV analog saat itu baru penghentian siaran TV analog dilakukan di 132 wilayah siaran atau 230 kabupaten/kota dari total 225 wilayah siaran di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun seiring itu, digitalisasi penyiaran terus merambah ke wilayah lainnya, Bandung dan sekitarnya, Yogyakarta-Solo dan sekitarnya, Semarang dan sekitarnya, Batam dan sekitarnya, terbaru Surabaya dan sekitarnya pada 20 Desember 2022 mendatang.
Terbaru, Kominfo mengungkapkan rencana akan melepas frekuensi 700 MHz yang mana spektrum tersebut dipakai untuk penyiaran yang sedang dilakukan migrasi dari analog ke digital.
Dengan peralihan tersebut akan menghasilkan digital dividen sebesar 112 MHz, yang mana 2 x 45 MHz atau 90 MHz akan diperuntukkan untuk layanan telekomunikasi dalam menggelar layanan 4G maupun 5G.
Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan sebelum dilakukan lelang frekuensi 700 MHz itu, ASO harus terlebih dahulu selesai dilaksanakan sepenuhnya di seluruh wilayah Indonesia.
"ASO harus dirampungkan secara penuh di semua wilayah Indonesia, karena yang utama dari lelang kan frekuensi harus bersih, besaran frekuensi juga harus pas dengan kebutuhan dan harga frekuensi sesuai dengan kemampuan keuangan operator," ujar Heru kepada detikINET.
Meski dalam masih dalam tahapan rencana, semua operator seluler menyatakan ketertarikannya untuk menghuni frekuensi emas 700 MHz, mulai dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata.
Heru menambahkan lelang frekuensi 700 MHz tidak bisa dilakukan ketika proses peralihan siaran TV analog ke TV digital masih berlangsung. Sebab, bila itu terjadi, akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
Adapun rencana Kominfo yang membuka lelang frekuensi emas itu pada kuartal pertama dinilai tidak realistis dengan kondisi saat ini.
"Target Q1 mungkin agak kurang realistis, Q2 mungkin lebih realistis agar persiapan lebih bagus, sebab model lelang dan besaran frekuensi juga harus didiskusikan dengan semua stakeholder utamanya para operator dan ahli," pungkasnya.
(agt/agt)