Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan perubahan penerapan suntik mati TV analog yang semula dilakukan dalam tiga tahap kini secara multiple Analog Switch Off (ASO). Apa itu dan kenapa berubah?
Awalnya, migrasi TV analog ke TV digital berlangsung dalam tiga tahap, dimulai ASO Tahap 1 pada 30 April, ASO Tahap 2 pada 25 Agustus, dan ASO Tahap 3 pada 2 November 2022.
Namun di tengah perjalanan, pemerintah malah mengubah suntik mati TV analog tersebut dengan cara multiple ASO. Kenapa demikian?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan dilakukam banyak ASO sesuai kesiapan wilayahnya. Secara teknis nanti analog itu mati hidup, mati hidup, tergantung masalah teknis. Sampai suatu hari di tanggal tertentu diumumkan menjadi full ASO," kata Menkominfo ditemui di Jakarta, Jumat (19/8/2022).
Dengan perubahan penerapan penghentian siaran TV analog ke TV digital itu, ketika dimatikannya siaran analog di seluruh Indonesia tersebut aekarang tergantung kesiapan daerah untuk pindah ke siaran TV digital, baik dari sisi infrastruktur, lembaga penyiaran, dan perangkat pendukung masyarakat agar bisa menikmati siaran digital.
Menkominfo memberikan penjelasan perubahan implementasi penghentian siaran TV analog di Indonesia ini adalah karena belajar pengalaman dan pengamatan negara lain yang sudah terlebih dahulu melakukan ASO.
"Kita belajar pengalaman di banyak negara, kita harus realistis kesiapan di dalam negeri. Pertama, harus terbangun infrastruktur mux, yang sedianya menyusunnya tetap karena infrastruktur mux harus menyesuaikan maka jadwal ASO disesuaikan," tuturnya.
Kemudian, kedua itu mengenai distribusi set top box gratis yang masih belum merata, maka diberlakukan suntik mati TV analog jadi multiple ASO, sehingga masyarakat masih bisa menikmati siaran TV digital ke depannya.
Kendati ada perubahan penerapan ASO, Menkominfo memastikan kalau batas akhir penghentian siaran TV analog secara keseluruhan ini masih tetap sampai 2 November 2022.
"Karena referensi Undang-undang itu cuma satu, yakni batas akhir. Ini juga (Indonesia) belajar di banyak negara, di AS melakukan demikian, Jepang, negara di Asia Tenggara juga multiple ASO, kecuali Singapura itu satu kali karena luasnya kita tidak seperti Singapura," pungkasnya.
(agt/fyk)