Migrasi TV Gembung ke Digital, Kominfo: Cukup Tambah Set Top Box
Hide Ads

Migrasi TV Gembung ke Digital, Kominfo: Cukup Tambah Set Top Box

Atta Kharisma - detikInet
Jumat, 13 Mei 2022 12:52 WIB
Set Top Box, perangkat bantuan TV analog untuk menangkap siaran TV digital.
Foto: Trans7

Di era modern, masyarakat menyambut bentuk teknologi penyiaran baru yaitu televisi berlangganan. Dinamakan demikian karena hanya masyarakat yang membayar secara berkala lah yang dapat menikmati siarannya.

Model ini juga dikenal dengan nama televisi kabel. Nama TV kabel muncul lantaran materi siaran disebarkan menggunakan jaringan kabel, seperti kabel fiber optik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil survei Kominfo tahun 2019 menyebutkan 16% masyarakat sudah beralih membeli layanan tv kabel. Adapun mayoritas dari jumlah tersebut berasal dari masyarakat perkotaan.

"Televisi kabel menggunakan teknologi penyalur tersendiri yang dibangunnya. Isi siarannya lebih banyak itemnya dibandingkan tv analog, atau satelit. Sedangkan televisi penerimanya bisa juga berbentuk tabung, atau mungkin saja televisi digital. Televisi digital yang dimaksud ini adalah televisi yang sudah dilengkapi fitur-fitur pengubah sinyal analog menjadi digital. Salah satu tandanya tv itu mampu menangkap gelombang wifi dan digunakan untuk berinternet," papar Kominfo.

ADVERTISEMENT

Bentuk pertelevisian yang terakhir adalah streaming internet. Teknologi ini tengah populer di kalangan masyarakat seiring naiknya penggunaan internet di Indonesia. Dalam teknologi internet tersebut, beragam konten informasi disiarkan, termasuk berbagai siaran televisi yang dipancarkan menggunakan jaringan internet.

Teknologi ini lah yang melahirkan istilah live streaming, atau menonton siaran secara langsung melalui internet. Hasil riset yang dihelat Kominfo menunjukkan ada 4% masyarakat yang melahap sajian melalui internet ini.

"Jadi, siaran televisi yang ditonton dengan internet, bukanlah free to air. Walaupun dipancarkan juga melalui gelombang radio di udara, gelombang internet menggunakan frekuensi yang berbeda dari cara penyiaran teknologi analog," ungkap Kominfo.

Kominfo sendiri kini tengah mengupayakan masyarakat Indonesia beralih ke televisi digital. Hasil survei Litbang Kominfo 2019 menunjukkan 66% masyarakat masih mengakses siaran televisi dengan TV Analog. Mereka ini lah yang akan diajak bermigrasi ke televisi digital.

"TV lama masih bisa digunakan karena, yang diubah adalah teknologi pemancarannya. Sama-sama tetap menggunakan medium udara dan free to air, hanya sekarang muatan dalam pancaran itu berbentuk digital. Bukan lagi analog. Jadi buku yang dikirim dari stasiun televisi bukan lagi berbentuk buku kertas, tetapi ebook atau buku digital. Semacam itulah," jelas Kominfo.

"Untuk itu, diperlukan alat tambahan yang mengubah sinyal hasil tangkapan antena televisi menjadi bentuk suara dan gambar. Alat tersebut bernama Set Top Box (STB). Dengan menggunakan STB, TV tabung dapat disulap menjadi TV digital yang bisa menyajikan hiburan dan tayangan informatif.

"TV Tabung memang masih menggembung di Indonesia. Cukup tambahkan Set Top Box, yang menggembung akan sekejap menjadi kekinian. Menjadi digital," ujar Kominfo.

"Ringkasnya dari tulisan di atas adalah, ada empat buah jenis cara masyarakat menangkap siaran televisi. Televisi tabung, alias teknologi analog masih menggembung. Lebih dari separuh masyarakat. Nah dengan adanya Analog Switch Off, mari beramai-ramai migrasi ke digital. Penyiaran gelombang akan menggunakan teknologi digital. Kualitas gambar lebih bersih dan jernih. Tentunya canggih juga," pungkas Kominfo.



Simak Video "Rekomendasi TV Digital Harga Rp 3 Jutaan"
[Gambas:Video 20detik]
(fhs/fay)