Bangun 7.904 Menara BTS di Wilayah 3T, Kominfo Pinjam Lahan 14 Pemda
Hide Ads

Bangun 7.904 Menara BTS di Wilayah 3T, Kominfo Pinjam Lahan 14 Pemda

Alfi Kholisdinuka - detikInet
Selasa, 14 Des 2021 13:19 WIB
Teknisi XL Axiata melakukan pemeliharaan perangkat BTS di kawasan Pantai Pulau Merah, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (14/3/2019). XL Axiata berkomitmen untuk terus membangun infrastruktur jaringan data dan internet cepat guna mendukung pengembangan potensi ekonomi daerah termasuk sektor pariwisata.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama 14 pemerintah daerah menandatangani perjanjian pinjam pakai lahan untuk pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif menyatakan penyediaan lahan yang difasilitasi pemerintah daerah menjadi salah satu terobosan dalam menyelesaikan target pembangunan infrastruktur di daerah 3T.

"Target kita ke depan membangun (BTS di) 7.904 lokasi yang difasilitasi lahan oleh para pemerintah daerah hingga kepala desa. Karena kami menggunakan skema yang berbeda dengan skema yang dilakukan oleh operator telekomunikasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/12/2021). Hal ini dia ungkapkan dalam penandatanganan Perjanjian Pinjam Pakai Lahan Pembangunan BTS USO BAKTI, di Hotel Shangri-La, Jakarta kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Anang, dalam membangun infrastruktur telekomunikasi, operator seluler biasanya menggunakan SITAC atau Site Acquisition. Namun demikian, pemerintah membentuk skema kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan terobosan.

"Lahannya tetap milik lahan pemerintah daerah tetapi ada aset pemerintah pusat yang akan beroperasi di sana. Mungkin lebih dari 10 tahun. Jadi 2021 kita selesaikan 4.200 targetnya, di tahun 2022 sisanya 3.704. Seluruhnya skema pinjam pakai lahan kerja sama pemerintah pusat dengan pemerintah daerah," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dalam skema kerja sama itu, pemerintah daerah menyiapkan lahan dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sedangkan pemerintah pusat diberi fasilitas pembebasan IMB untuk membangun infrastruktur telekomunikasi.

"Lokasinya (posisi menara BTS) berada di tengah desa agar bisa menjaga (jangkauan) populasi, bukan di luar desa atau bahkan di gunung. Karena prinsip kami saat ini menggunakan Satu Desa Satu Tower BTS yang bisa menjangkau di tengah kampung atau desa tersebut," tandasnya.

Halaman Selanjutnya: Sukses Bangun 1.682 BTS

Lebih lanjut, kata dia, skema pinjam pakai lahan telah berhasil membangun 1.682 BTS pada periode empat tahun sebelumnya. Menurutnya, skema itu sangat cepat diterapkan untuk mengejar target pembangunan.

"Bisa dibayangkan kalau skema akuisisi lahan biasanya prosesnya bisa berlarut-larut, bahkan banyak hal terkait kepemilikan lahan yang belum jelas. Dengan ikut serta dan peran Pemda untuk menyiapkan lahan ini, terbukti hingga kini tidak ada permasalahan yang cukup berarti," jelasnya.

Kominfo menargetkan pada akhir tahun 2021 sebanyak 4.200 BTS selesai dibangun. Pasalnya, hingga kini perkembangan pembangunan BTS telah mencapai sekitar 60% sampai 70%.

"Karena ini daerah 3T, daerah yang tidak diminati oleh operator, ini pekerjaan rumahnya luar biasa sekali. Jadi kami kejar, bagaimana menyelesaikan hingga bisa setidaknya selesai di akhir tahun ini," jelasnya.

Oleh karenanya, Anang berharap pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia dapat berjalan sesuai target perencanaan. Menurutnya, sesuai arahan Presiden Joko Widodo berkaitan dengan agenda transformasi digital harus diawali dengan penyelesaian infrastruktur.

"Tanpa infrastruktur selesai mustahil kita bisa meningkatkan ekonomi digital, mustahil juga kita bisa menyelenggarakan yang namanya sekolah digital, kesehatan digital, dan lain-lain. Target kita harus 100% selesai," tandasnya.