Serangan netizen pada Valentino 'Jebret' Simanjuntak, sebagian membuatnya gerah karena dianggap mengandung ujaran kebencian. Puluhan akun pun dimonitor firma hukum yang bertindak atas nama Valentino. Akun tersebut bisa saja dilaporkan dengan tudingan melanggar Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
"Gue mencatat beberapa akun yang ngomongnya kasar. Ada tercatat sekitar 20-30 akun yang bukan cuma sekali kasih komen tapi berulangkali. Tapi, di atas 50 persen mereka itu followersnya nol. Tapi gue sudah serahkan ke satu kantor firma hukum teman gue, karena kita juga harus mengedukasi," kata Valentino dalam siaran YouTube Jebreetmedia TV yang ia kelola.
"Kalau ada memang hal di luar daripada lucu-lucuan dan firma ini yang ngontak gue untuk, 'Len mau nggak gue take care, kalau ada yang melanggar UU ITE dan segala macem', jadi udah kasih ke dia 30 akun yang dimonitoring dan akan dilanjutkan sama mereka. Gue udah kasih surat kuasanya. Jadi we'll see mau gimana, (yang) bagi gue kelewat batas secara bahasa," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Valentino 'Jebret' mengaku sebenarnya tidak ambil pusing dengan #GerakanMuteMassal yang sempat trending di media sosial dengan tujuan agar ia tidak terlalu berlebihan dalam mengomentari pertandingan. Hal itu sah-sah saja dilakukan karena adalah aspirasi dari netizen.
"Tidak ada kebaperan atau kekecewaan. Apa pun gerakan yang teman-teman lakukan kalau memang itu berdasarkan keresahan dan itu perlu, go for it dan silakan dilakukan. Karena gerakan yang muncul dari diri sendiri dan untuk keinginan yang lebih baik itu kan enggak usah dibendung," katanya.
Valentino juga tidak masalah dengan berbagai kritik yang menerpanya. Akan tetapi menurutnya beda cerita kalau suatu akun medsos bicara kelewat batas. Sebelumnya di Twitter, ia juga menuntut akun yang menghinanya untuk minta maaf.
Seperti diberitakan CNN Indonesia, gerakan mematikan suara televisi saat tayangan siaran langsung Piala Menpora 2021 mulai diperbincangkan pada Minggu (11/4) dan kemudian mengalami peningkatan pada Senin (12/4), ketika PSS Sleman berjumpa Bali United.
Bahkan, hingga Selasa (13/4) siang tanda pagar tersebut masih sempat bertengger di lima besar Twitter. Gerakan ini mendesak Valentino agar tak berlebihan dengan menggunakan kata-kata yang terlalu hiperbolis dalam membawakan pertandingan sepak bola.
Pria yang pernah terlibat di organisasi Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) itu juga sempat mencuit, "#gerakanmutemassal RAMAIKAN!! Gapapa banget asal nontonnya di @indosiar dan @vidiodotcom ya, jangan streaming ilegal," tulis Valentino Jebret.
Akun Twitter klub Bali United sempat menuliskan pesan di Twitter yang ditujukan kepada Indosiar, selaku stasiun televisi yang menyiarkan Piala Menpora 2021, agar jalannya pertandingan tak dikomentari secara berlebihan. Namun kemudian cuitan tersebut dihapus.
(fyk/fay)