Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan ada 2.020 hoax yang berkaitan dengan virus Corona (COVID-19). Ribuan hoax tersebut tersebar di media sosial (medsos).
Dari 2.020 hoax COVID-19 di medsos itu, Kominfo menyebutkan 1.197 hoax di antaranya merupakan kategori. Sementara itu, dari 2.020 hoax, Kominfo mengklaim telah menurunkan atau take down sebanyak 1.759 hoax.
"Saat ini ada sekitar 2.020 hoax yang beredar di medsos, kategorinya ada 1.197. Dari 2.020 hoax ini sudah di-take down sebanyak 1.759 hoax," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam konferensi pers secara virtual, Senin (19/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hoax-hoax yang ditemukan Kominfo di medsos, seperti Facebook, Instagram, sampai Twitter itu berjenis disinformasi, malinformasi, dan misinformasi. Merujuk penyebutan istilah hoax di tengah pandemi berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), hoax tersebut disebut dengan infodemi.
Sebagaimana dipaparkan Semuel, pertama yaitu disinformasi yang merupakan informasi yang sengaja dibuat untuk mendistruksi informasi yang beredar atau informasi yang salah.
Kedua, malinformasi, informasi ada dan faktual, tetapi, kata Dirjen Aptika, hoax ini menargetkan orang-orang tertentu dengan tujuan tertentu. Ketiga, misinformasi adalah informasi yang tidak tepat, namun kata Semuel, ini dinilai tidak ada kesengajaan.
"Tapi, kita perlu pengendalian, bukan untuk membatasi kebebasan berekspresi masyarakat, tapi karena situasi pandemi ini, perlu meluruskan informasi yang salah agar tidak membuat keonaran atau keresahan di masyarakat," tutur mantan Ketua APJII ini.
Kominfo mengatakan untuk mengatasi peredaran hoax COVID-19 yang kian masif, pemerintah gencar melakukan literasi kepada masyarakat dari hulu ke hilir.
"Kita mengutamakan literasi. Kita utamakan supaya masyarakat paham dan masyarakat yang bisa menangani hoax-hoax yang beredar," sebutnya.
(agt/fay)