Sejauh ini "Chatbot Anti Hoaks", buatan Prosa yang merupakan sebuah startup pengembang natural language processing, baru tersedia di Telegram. Keberadaannya di layanan pesan instan lain seperti WhatsApp dan Line dijanjikan menyusul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya adalah Chatbot Anti Hoaks Kominfo," begitu kalimat awal akun tersebut dalam menyapa pengguna.
Seperti chatting biasa, "Chatbot Anti Hoaks" akan beraksi dengan memberi jawaban ke pengguna jika menanyakan suatu informasi. Mengetik "server KPU di-setting", misalnya, akan memunculkan analisis mengenai kebenaran info tersebut. Ada pula link terkait di dalamnya. Ya, mirip-mirip seperti sebuah asisten virtual yang jamak berada di smartphone-smartphone kekinian.
"Chatbot Anti Hoaks" pada dasarnya akan mengklarifikasi suatu informasi di Telegram, dengan memanfaatkan database atau pangkalan data yang telah disaring oleh Mesin Ais selama ini.
"Untuk saat ini Chatbot Anti Hoaks baru bisa menerima input berupa artikel, berita, informasi dalam bentuk teks. Sedangkan informasi yang berbentuk gambar, file, atau video akan kami kembangkan ke depannya," tutur CEO Prosa Teguh Budiarto.
(agt/krs)