"Kami membutuhkan review berbasis fakta. Saya belum bertemu langsung sehingga saya belum melihat bukti yang mereka punya, tapi mereka jelas perlu menampilkan bukti itu ke lembaga berwewenang di seluruh Eropa," sebut Nick Read, CEO Vodafone di ajang MWC 2019 di Barcelona.
Nick menandaskan bukti kesalahan Huawei diperlukan agar Eropa bisa memiliki sudut pandang yang sama. Melarang Huawei menggelar teknologi 5G bukan perkara sederhana karena vendor asal China ini adalah pihak yang banyak membuat infrastruktur 4G, yang nantinya bisa diupgrade ke 5G.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ponsel 5G yang Lahir di MWC 2019 Sejauh Ini |
Penggantian perangkat menurut Nick akan sangat mengganggu infrastruktur dan juga sangat mahal. "Hal itu akan menunda 5G di Eropa mungkin selama dua tahun. Ini tidak menguntungkan bagi Eropa," tuturnya.
Sebelumnya, badan keamanan siber nasional Inggris (NCSC) menyebut risiko menggunakan perangkat Huawei di jaringan 5G masih dapat diatasi, tanpa perlu melarang mereka untuk berpartisipasi.
Pembelaan pada Huawei datang pula dari mantan bos intelijen Inggris, Robert Hannigan. "Penilaian bahwa teknologi China dalam bagian jaringan 5G menghadirkan risiko besar merupakan omong kosong," tandasnya.
Sejauh ini, belum ada keputusan final dari Inggris meski kemungkinan, Huawei tidak akan diblokir di Negara Kerajaan itu.
Kemudian, Wall Street Journal melaporkan bahwa keputusan awal dari para Kementerian terkait di Jerman menyebutkan Huawei tetap diizinkan untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi Jerman.
Ketika dikonfirmasi, Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier tidak membenarkan atau membantah laporan itu. "Saya secara eksplisit tidak bisa mengkonfirmasi laporan ini, karena kami masih dalam proses diskusi dengan kementerian lain," kata dia yang dikutip detikINET dari Reuters.
Tonton juga video 'Huawei Akan Fokus Pada Ponsel Premium di Tahun 2019':
(fyk/agt)