AS Bakal Geber Pengembangan Kecerdasan Buatan
Hide Ads

AS Bakal Geber Pengembangan Kecerdasan Buatan

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 12 Feb 2019 16:00 WIB
Presiden AS Donald Trump. Foto: Doug Mills/Pool via REUTERS
Jakarta - Amerika Serikat bakal menggeber pengembangan kecerdasan buatan (AI) sesuai dengan instruksi Presiden Donald Trump.

Instruksi Presiden Trump ini berbentuk pembuatan American AI Initiative, yaitu sebuah rencana strategis untuk menjaga keunggulan AS dalam hal AI dibanding negara pesaingnya, demikian dikutip detikINET dari The Register, Selasa (12/2/2019).

"Melanjutkan kepemimpinan Amerika dalam hal kecerdasan buatan adalah hal terpenting untuk menjaga keamanan nasional dan ekonomi Amerika Serikat," ujar Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Trump juga menekankan pentingnya mendukung pertumbuhan teknologi yang sedang berkembang, terutama jejaring neural. AS sendiri bisa dibilang sudah menjadi yang terdepan dalam hal AI sejak istilah tersebut dicetuskan pada 1950.

Dan mereka pun terus mendominasi teknologi tersebut, terutama dalam pengembangan dan penerapannya pada teknologi seperti mobil otonom dan chip AI. Menurut Office of Science and Technology Policy melalui keterangannya, Amerika pun bisa mencicipi keuntungan dengan menjadi negara yang mengembangkan AI.

"Namun tetap saja, karena inovasi AI di seluruh dunia berjalan sangat cepat, kami tidak bisa tinggal diam dan berharap bisa terus menjaga keunggulan kami," tambah mereka.




Inisiatif ini sendiri adalah langkah pertama dari pemerintahan AS yang bisa menjadi tata cara pencapaian ambisinya dalam hal machine learning. AS sendiri bisa dibilang terlambat dari sisi pemerintah mengenai pengembangan teknologi ini, kalah dari China, Kanada, dan Prancis yang sudah menggelontorkan jutaan dolar dan menarik para ilmuwan untuk melakukan penelitian dan inovasi.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh PBB, AS masih menjadi pemimpin secara global dalam hal pengembangan AI, meski posisinya terus dipepet oleh China dalam hal penelitian dan jumlah paten yang didaftarkan.

Kedua negara tersebut, AS dan China, sering disebut berlomba-lomba dalam mengembangkan machine learning, terutama dalam hal penerapan teknologi tersebut di dunia militer.


(asj/krs)