"Mungkin bukan ke Huawei dan mungkin juga bukan ke publik, namun ke operator telekomunikasi (buktinya diungkap), karena merekalah yang membeli peralatan Huawei," ujar Chairman Huawei Ken Hu.
Hu juga menyebut tak pernah ada bukti yang menyebutkan bahwa perangkat buatan Huawei menjadi ancaman keamanan, dan Huawei tak pernah menerima permintaan untuk merusak jaringan atau bisnis dari konsumennya di mana pun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NCISA menyebut ancaman keamanan dari produk buatan Huawei dan ZTE tersebut terutama datang dari sistem hukum dan politik China, negara asal Huawei.
"Hukum China, dan hal lainnya, mewajibkan perusahaan privat untuk mempunyai kantor di China agar bisa berkooperasi dengan badan intelijen di sana. Karena itulah, menggunakan (peralatan buatan mereka) di sistem utama bisa menjadi ancaman," ujar direktur NCISA Dusan Navratil.
"Republik Rakyat China secara aktif mengejar ketertarikannya di teritori Republik Cekoslowakia, termasuk memberi pengaruh dan aktivitas spionase intelijen," tambahnya.
Kelompok Five Eyes
Sebelumnya juga diberitakan kalau Para bos biro intelijen yang tergabung dalam kelompok Five Eyes kabarnya berada di belakang 'gangguan' pada Huawei. Tahun 2018 ini, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sudah dua kali diperingatkan oleh Five Eyes terkait risiko keamanan Huawei.
Sumber mengatakan bahwa Trudeau bertemu dengan direktur intelijen Five Eyes pada pertengahan bulan Juli di wilayah Nova Scottia. Kemudian pada bulan April, terjadi pertemuan serupa di London. Kedua pertemuan tersebut membahas tentang Huawei.
Jaringan Five Eyes terdiri dari para intelijen Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Selandia baru. Mereka bekerja sama menangkal aksi mata-mata, terorisme dan sebagainya.
Simak juga video 'Huawei Buat Alat untuk Deteksi Terjadinya Bencana':