Kenapa Pemerintah AS Sangat Curiga Pada Huawei?
Hide Ads

Kenapa Pemerintah AS Sangat Curiga Pada Huawei?

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 11 Des 2018 10:05 WIB
Logo Huawei. Foto: David Becker/Getty Images
Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat sudah lama mencurigai Huawei. Puncaknya adalah penangkapan Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou, di Kanada atas permintaan mereka. Apa yang menyebabkan Negeri Paman Sam seolah tidak tenang mendengar nama Huawei?

Huawei adalah salah satu perusahaan China terbesar dengan operasi global. Pendapatannya tahun 2018 tembus USD 100 miliar, dengan 180 ribu karyawan tersebar di 170 negara.

Dimulai sekitar tahun 2010, pejabat intelijen AS mulai memperingatkan perusahaan swasta dan lembaga lainnya di negara itu, bahwa Huawei dimanfaatkan sebagai proxy aktivitas mata-mata yang dilakukan oleh pemerintah China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Kemudian tahun 2012, Komite Intelijen AS mempublikasikan laporan setelah menginvestigasi Huawei serta ZTE. "Komite hampir tidak menerima satupun informasi tentang peran Pemerintah China di Huawei atau secara spesifik bagaimana Huawei berinteraksi secara formal dengan mereka," begitu tulis laporan tersebut.

"Huawei menolak menyediakan detail tentang operasional bisnisnya di Amerika Serikat, tidak mengungkap detail deal mereka dengan militer China atau intelijennya dan tak akan memberi jawaban jelas soal proses pengambilan keputusan di perusahaan," tambah laporan itu.

Huawei pun makin dicurigai karena tak mau terbuka. Komite juga mempertanyakan bisnis Huawei dengan Iran karena tak memberikan dokumen yang jelas. Kecurigaan AS itu membuat bisnis Huawei sulit berjalan di sana. Pada tahun 2011, mereka gagal mengakuisisi sebuah perusahaan AS karena tidak direstui pemerintah.

Perangkat Huawei telah dilarang oleh beberapa lembaga AS karena kekhawatiran soal keamanan. Tahun 2018 ini, presiden Donald Trump tak memperbolehkan pemerintah AS memakai produk apapun buatan Huawei dan ZTE setelah mendapat peringatan dari CIA.



Operator besar AS, AT&T, kemudian juga membatalkan rencana menjual flagship besutan Huawei. Masih di tahun ini, sebuah startup yang didukung Microsoft dan Dell menggugat Huawei terkait tudingan pelanggaran paten.

Huawei selalu membantah tudingan pemerintah AS. Dengan memblokir Huawei, AS juga mereka sebut bakal rugi sendiri. ""Sebagai pemimpin teknologi 5G, kami tak punya kesempatan melayani konsumen AS. Sekarang, saya ragu apa mereka bisa mencapai target jadi pemain nomor satu dunia di 5G," tandas seorang petinggi Huawei. (fyk/krs)