Ditangkapnya salah satu petinggi Huawei, Meng Wanzhou, tentu semakin membuat hubungan antara Amerika Serikat dan China menegang. AS pun memang sudah lama mengincar Huawei dengan berbagai tudingan.
Pada 2003, Cisco melayangkan gugatan hukum pertama pada Huawei. Tujuh tahun kemudian, Motorola menuding Huawei mencuri rahasia dagang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, pada 2016, otoritas AS mencurigai Huawei mengapalkan produk mereka yang bahan bakunya berasal dari perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam ke Iran. Hal tersebut merupakan pelanggaran hukum ekspor lantaran Iran merupakan negara yang mendapat embargo oleh AS.
Tak hanya itu, negara yang dipimpin oleh Donald Trump ini juga meminta negara sekutunya tidak lagi memakai perangkat telekomunikasi 5G buatan Huawei. Ditakutkan, pemerintah China mematai-matai melalui perangkat itu.
Xiang Ligang, pakar telekomunikasi asal China, mengatakan bahwa perusahaan asal Negeri Tirai Bambu, salah satunya di industri teknologi, yang terus tumbuh memang bisa menjadi ancaman bagi AS. Hal ini berkaitan dengan persaingan mereka di pasar global.
Produk Huawei yang sebelumnya sudah sulit masuk ke AS, bisa jadi akan benar-benar tak menyambangi Negeri Paman Sam. Menurut Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, hal ini bisa terjadi jika AS memenangkan kasus yang melibatkan Meng Wanzhou.
Jika Huawei sulit masuk ke AS, maka ekonom lulusan Universitas Indonesia ini menerangkan bahwa Huawei akan lebih mencari pasar di Asia. Indonesia pun menjadi salah satunya.
Ini menjadi menarik jika melihat tren yang ada mengingat, untuk perangkat smartphone, Huawei relatif belum terlalu gencar di Tanah Air. Promosi flagship terbarunya, yaitu Mate 20 Pro, juga tampak biasa saja di sini.
Selain itu, berdasarkan data dari IDC per Kuartal II 2018, lima vendor teratas di Indonesia ditempati oleh Samsung, Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Advan. Secara berurutan, mereka menguasai market share sebanyak 27%, 25%, 18%, 9%, dan 6%.
Sedangkan Huawei, beserta nama-nama seperti Apple, hanya menikmati sebagian dari 15% pangsa pasar yang tersisa. Maka menarik untuk ditunggu bagaimana kiprah Huawei di Indonesia pasca kasus yang menjerat Meng Wanzhou ini.
Bisa jadi Huawei akan lebih getol dalam memasarkan smartphone anyarnya di Indonesia, seperti misalnya ponsel layar lipat dan ponsel layar bolong yang sepertinya akan meluncur dalam waktu dekat. Tak menutup kemungkinan juga Huawei akan lebih mendorong Honor di Indonesia, yang pergerakannya sudah cukup gencar di Tanah Air.
(rns/krs)
