Istilah 'tuyul' digunakan untuk menyebut penumpang fiktif. Teknisnya, para driver yang curang menggunakan aplikasi Fake GPS. Jadi, seolah-olah di aplikasi ada penumpang yang diantar, padahal pengemudinya tidak bergerak kemana-mana.
Kecurangan semacam ini juga menjadi perhatian Uber. Sejauh ini, memang belum ada laporan driver Uber terjerat kasus serupa. Namun Uber mengaku, pihaknya berupaya mengawasi dengan ketat perilaku drivernya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Uber, aktivitas penipuan dan penyalahgunaan bisa merusak kepercayaan yang telah dibangun Uber serta komunitas penumpang dan pengemudi.
Aktivitas penipuan dan penyalahgunaan tersebut antara lain membuat beberapa akun untuk tujuan yang tidak wajar atau menggunakan perangkat atau metode tertentu untuk membuat perjalanan atau informasi akun palsu. Uber pun tak segan menindak tegas driver maupun penumpang yang diketahui melakukan kecurangan.
"Oleh karena itu, ada sistem pemantauan dan penelusuran serta tindak lanjut berupa penonaktifan sementara atau permanen, jika penumpang atau mitra-pengemudi teridentifikasi melakukan aktivitas-aktivitas tersebut," tutupnya. (rns/rns)











































