Dilansir dari The Verge, Jumat (25/12/2015), Apple kembali menuntut raksasa elektronik asal Korea Selatan untuk membayar tambahan senilai USD 180 juta atau setara dengan Rp 2,5 triliun. Permintaan tersebut diajukan kurang dari dua minggu setelah Samsung akhirnya setuju untuk membayar Apple USD 548 juta atau Rp 7,6 triliun sesuai putusan pengadilan.
Perusahaan teknologi besutan Steve Jobs itu beralasan uang tambahan itu untuk bunga denda dan kerusakan tambahan terkait lima model ponsel yang dijual setelah 2012, dimana Samsung dinyatakan bersalah atas paten Apple oleh pengadilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, perseteruan paten antara Apple dan Samsung sudah berlansung sejak 2011 silam. Dimulai dari tudingan Apple yang mengklaim bahwa desain ponsel serta tablet Galaxy besutan Samsung mencontek iPhone dan iPad.
Apple pun akhirnya melayangkan gugatan ke Pengadilan Tinggi California, Amerika Serikat. Perusahaan yang dikomandoi Tim Cook itu meminta ganti rugi USD 2,52 miliar.
Pihak Samsung pun tidak tinggal diam atas gugatan tersebut. Mereka pun membela diri dengan dalih semua industri yang bersifat konsumtif eletronik pasti secara rutin mencari ide dan inspirasi berdasarkan pada produk terdahulunya, untuk kemudian dikembangkan.
Proses peradilan akhirnya berjalan alot dan panjang. Setiap kali ada putusan dari majelis hakim selalu diwarnai dengan pengajuan banding. Mungkin karena tidak ingin berlarut-larut, Samsung dan Apple akhirnya mencapai kesepakatan.
Kedua belah pihak mengajukan pernyataan bersama ke Pengadilan Negeri California dimana Samsung menyetujui akan membayar ganti rugi senilai USD 548 juta atau senilai Rp 7,6 triliun agar kasus ini selesai.
Meski nilai ganti rugi tersebut cukup besar, jumlah ini sejatinya masih setengah dari putusan pengadilan pada 2012 silam dimana Samsung harus membayar USD 1 miliar. Berukurangnya ganti rugi ini tidak terlepas dari upaya Samsung yang melakukan banding dan meyakinkan untuk mengurangi jumlahnya serta memecahnya dalam dua bagian, USD 548 juta untuk paten teknologi dan USD 382 juta untuk kemasan.
(afr/afr)