Microsoft dan Activision Blizzard resmi menunda tenggat waktu merger mereka. Sebab keduanya masih menunggu persetujuan dari Competition and Markets Authority (CMA) Inggris.
CCO and EVP Corporate Affairs Activision Blizzad, Lulu Cheng Meservey, mengumumkan bahwa perpanjangannya proses akuisisi adalah hingga tiga bulan. Itu juga terjadi setelah kesepakatan gagal melewati tenggat waktu awal, yakni 18 Juli 2023 lalu.
Dari pernyataan Cheng, Microsoft harus menyelesaikan akuisisi terhadap Actvision Blizzard sebelum tanggal 18 Oktober mendatang. Kalau tidak, raksasa teknologi itu harus membayar biaya terminasi balik hingga miliaran dolar, seperti dilansir detikINET dari IGN, Senin, (24/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara ini, akuisisi terbesar di industri game tersebut baru saja menang gugatan di Amerika Serikat. Cheng menyampaikan sebanyak 40 negara sudah mengakui bahwa merger keduanya bagus untuk kompetisi, pemain, dan masa depan game.
"Mengingat persetujuan peraturan global dan kepercayaan perusahaan bahwa CMA sekarang mengakui ada solusi yang tersedia untuk memenuhi kekhawatiran mereka di Inggris, dewan direksi Activision Blizzard dan Microsoft telah memberi wewenang kepada perusahaan untuk tidak mengakhiri kesepakatan hingga setelah 18 Oktober," tulis Cheng.
Brad Smith, Presiden Microsoft, mengungkapkan biaya terminasi yang dimaksud oleh Cheng. Kata dia, angkanya naik dari jumlah yang telah ditentukan sebelumnya, yakni USD 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun.
Nah sekarang Microsoft harus membayar USD 3,5 miliar atau sekitar Rp 52 triliun, bila kesepakatan tidak ditutup sebelum 29 Agustus. Lalu membayar USD 4,5 miliar atau sekitar Rp 67 triliun, jika gagal sebelum 15 September mendatang.
"Kami akan menghormati semua komitmen yang telah disepakati dengan [Komisi Eropa] dan regulator lainnya dan terus bekerja sama dengan CMA mengenai masalah yang diangkat di Inggris. Kami yakin tentang prospek kami untuk menyelesaikan kesepakatan ini," kata Smith.
(hps/fyk)