Sony PlayStation 5 (PS5) sejak rilis memang dibayangi masalah pasokan komponen, dan kini mereka punya cara baru untuk mengatasi masalah tersebut.
Caranya adalah dengan menggunakan chip baru yang lebih kecil, lebih irit listrik, dan harga yang lebih murah untuk meningkatkan keuntungan mereka, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Selasa (27/9/2022).
Hal ini terlihat dari analisis pada PS5 revisi terbaru oleh Angstronomics, yang menunjukkan kalau chipnya dibuat dengan proses EUV TSMC 6nm, naik kelas dari proses N7 yang dipakai sebelumnya. Pada PS5 model CFI-1202 ini, juga terlihat sejumlah perubahan pada sisi motherboard dan sistem pendingin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chip 6nm yang dipakai itu punya kode Oberon Plus dan punya ukuran 15% lebih kecil dibanding Oberon, nama chip sebelumnya. Luasnya berkurang dari 300 mm persegi menjadi 260 mm persegi, yang artinya, Sony bisa membuat chip 20% lebih banyak dengan biaya yang sama. Proses N6 ini juga mengkonsumsi daya lebih kecil dibanding N7, dan seharusnya suhu yang lebih dingin juga.
Revisi terbaru ini (tepatnya revisi kedua) adalah perbaikan dari PS5 revisi pertama CFI-1100. Pada revisi tersebut, Sony mencoba mengirit biaya produksi dengan mengurangi sejumlah komponen yang dipakai, salah satunya dari sistem pendingin. Alhasil, PS5 revisi pertama itu punya suhu yang sedikit lebih tinggi.
Nah kini hal tersebut diperbaiki di CFI-1202, yang selain bobotnya sedikit lebih ringan juga punya desain motherboard baru, heatsink baru, dan sistem pendingin yang lebih kecil. Lalu ukuran chip yang lebih kecil pun bakal mengurangi konsumsi listriknya sekitar 10%.
Pada 2021 lalu, Sony menyebut baru PS5 model Bluray yang sudah bisa menghasilkan keuntungan untuk mereka, sementara versi digital masih dijual dengan harga rugi. Namun kemudian Sony menaikkan harga PS5 di beberapa negara -- termasuk Indonesia -- karena tingginya inflasi yang menyebabkan kenaikan biaya produksi.
Dengan revisi terbaru PS5 ini, mungkin adalah cara Sony untuk menjaga tingkat keuntungannya itu.