.webp)
Diablo Immortal, salah satu game garapan Blizzard Entertainment, menunjukkan taringnya di pasar mobile. Hanya dalam waktu dua minggu, ia telah menghasilkan pendapatan lebih dari USD 24 juta atau sekitar Rp 355 miliar.
Jumlah tersebut diperoleh melalui transaksi mikro di dalam game, yang dilakukan oleh sejumlah pemain. Di mana Amerika Serikat (AS), menjadi negara dengan penyumbang terbesar hingga 43% dari total pendapatan.
Mereka juga berkontribusi 26% dari segi unduhan secara global. Kemudian, bila berbicara soal penghasilan, Korea Selatan berada di posisi kedua, yakni 23%, dan Jepang mengisi tempat ketiga, dengan sumbangsihnya sebesar 8%, dikutip detikINET dari App Magic, Senin (20/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu peringkat keempat ada Jerman sebesar 8% dan tempat kelima Kanada 3%. Untuk 17% sisanya berasal dari berbagai negara, mulai dari Swedia, Polandia, Portugal, Italia, Brasil, Spanyol dan masih banyak lagi.
Menariknya, angka-angka tersebut didapatkannya, meskipun saat ini banyak gamer yang kecewa terhadap implementasi transaksi mikro Diablo Immortal. Sejumlah penggemar mengeluh, terkait rampasan di dalam permainan yang sulit didapatkan, tanpa perlu menggelontorkan uang.
Seperti yang diketahui, bahwa Role Playing Game (RPG) besutan Blizzard ini, memang ditawarkan secara gratis ketika diunduh. Tetapi pengembang sendiri, telah menyisipkan konsep pembelian item, dengan mengandalkan uang di dunia nyata.
Sistem leveling dengan mengandalkan transaksi mikro itu pun telah dikritik banyak gamer. Karena menganut aliran pay to win, membuat beberapa pemain merasa dirugikan bila bermain tanpa haru membeli item.
Kendati kontroversi yang sedang terjadi, nyatanya game ini mampu menarik minat lebih dari 5 juta gamer. Hanya saja, berdasarkan App Magic, Diablo Immortal mendapatkan rating tidak terlalu baik, yakni 3,6/5 bintang dari 600.551 ulasan di Google Play Store.
Dari data tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut berkontribusi dalam jumlah download dan pendapatan. Hanya saja ketika detikINET mengunjungi Play Store, belum tersedia tombol download, sejak rilis pada 2 Juni 2022 lalu.
(hps/fay)
