Siap-Siap, Esports Akan Jadi Kegiatan Eskul di Sekolah
Hide Ads

Siap-Siap, Esports Akan Jadi Kegiatan Eskul di Sekolah

Panji Saputro - detikInet
Rabu, 22 Des 2021 21:14 WIB
Siap-Siap, Esports Akan Jadi Kegiatan Eskul di Sekolah
Siap-Siap, Esports Akan Jadi Kegiatan Eskul di Sekolah (Foto: Foto: Panji Sapturo/detikINET)
Jakarta -

Robertus Aditya, Head of Academy Garudaku, mengungkapkan kabar menggembirakan terkait esports, untuk anak-anak sekolah di Indonesia. Melalui program bertajuk Akademi Esports Garudaku, ia mengatakan bahwa olahraga elektronik ini akan menjadi kegiatan eskul.

"Eskul akan kita lakukan di sekolah, dengan konsepnya bisa online dan offline. Tetapi tahap awal karena masih PPKM dan segala macam, kita upayakan online terlebih dahulu," ujar Robertus kepada detikINET, di sela-sela acara Media Gathering dengan tema Desain Besar Esports Indonesia Tahun 2022, Rabu (22/12/2021).

Robertus Aditya melanjutkan, untuk pelatihan lebih lanjut ke arah pemain profesional, di mana nantinya secara akademi ada penjurusan terkait komponen lain mengenai esports, mulai dari wasit, talent, broadcast, multimedia, EO dan management akan ada kelas tambahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ke depannya semua akan tersertifikasi dan bagi yang ingin terjun membuat klub esports, nanti ada yang belajar jadi manager, mengurus kompetisi dan lainnya. Karena banyak yang jadi atlet atau yang ingin terjun, karirnya mentok sebagai pemain," kata Robertus.

Ia menambahkan bahwa esports ini, bukan hanya sekedar menjadi pemain saja. Oleh sebab itu, Robertus dan pihaknya memfasilitasi hal tersebut, karena menurutnya itu merupakan bagian dari ekosistem ini di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Menjawab pertanyaan mengenai apakah akan diadakan tempat pusat pelatihan, Robertus menjelaskan arahnya akan ke sana.

"Karena itu, apabila kita nanti sudah level PORDA dan PLATNAS, akan diupayakan seperti itu. Hanya saja, pada tahap awal ini, kita mencari bibit terlebih dahulu. Jadi yang memiliki potensi nanti akan kita rekomendasikan ke sekolah-sekolah lebih lanjut dari beasiswa non akademi," jawab Robertus.

Untuk target usia sendiri, eskul memfokuskan kepada Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan bagi pelatihan lanjutannya, minimal sudah lulus SMA atau masih kuliah.

"Kita mesti menjaga ya. Karena nanti bisa mengganggu jadwal seolah, berbeda kalau jadwal kuliah lebih fleksibel," ungkap Robertus.

Pelatih akademi yang arahnya ke profesional, nanti dibagi empat jurusan, yakni atlet and talent, multimedia and broadcast, coaching dan event and management. Kendati begitu, semua dibatasi ruang lingkup di esports.

"Sedangkan mata kuliahnya atau mata pelajarannya apa saja, kita fokus ke soft skill pendukung. Ada public speaking, personal branding, nutrisi, body fit, psikologi dan mentality. Kita tidak hanya mengajari bagaimana cara handal main game tertentu. Tetapi bagaimana pemain yang sudah memiliki bakat dan minat ini, memiliki soft skill lain yang mendukung di kehidupan nyata tidak ditinggalkan," ujar Robertus.

Robertus menambahkan, ia dan tim ingin memberikan standar seperti bola basket. Di mana tidak boleh bermain, jika nilainya tidak sesuai target.

"Jadi bagi yang ingin latihan game lagi, nilainya harus bagus terlebih dahulu. Prestasi non akademi, bukan berarti akademinya ditinggal. Tetapi harus seimbang antara akademi dan prestasi bakat minatnya," tutup Robertus.




(hps/fay)