Memang, perkembangan industri secara luas di Indonesia sekalipun masih sangat terpusat di Jakarta. Meski begitu, fans esport di luar Jakarta juga banyak sekali jumlahnya.
MPL Indonesia sendiri sempat membawa babak Playoffs-nya ke Surabaya di Season 2 (2018). Kala itu, Jatim Expo (JX International) bahkan tidak mampu menampung semua fans esports MLBB yang datang dari kota-kota di sekitar Surabaya.
Namun di 2019, MPL Season 3 dan 4 kembali di Jakarta. Apakah tren ini akan terus berlanjut di 2020? Lucas juga setuju bahwa event-event esport besar memang masih banyak di Jakarta. Tapi ia berencana membawa babak Playoffs MPL di 2019 keluar Jakarta.
"Sebenarnya kami memang sudah punya rencana untuk membawa Playoffs MPL keluar Jakarta. Saat ini, kami bahkan sedang melakukan riset untuk sejumlah lokasi event di luar Jakarta. Kami juga berharap dapat menyuguhkan pengalaman yang unik dan asik kepada semua fans esports MLBB di seluruh penjuru Indonesia," terangnya.
Lalu bagaimana soal pasar gaming di Indonesia secara kesuruhan? Di 2019, menurut Dana yang jadi salah satu sponsor MPL Indonesia Season 4, pasar gamer di Indonesia ada di angka 40 juta (dengan 30 juta orang yang bermain MLBB).
Apakah jumlahnya akan meningkat di 2020? Lucas pun mengatakan angka ini akan semakin besar karena lebih banyak lagi gamer muda di Indonesia yang akan turut aktif.
Ia juga mengatakan jumlah pemain MLBB sendiri juga semakin besar di pasar global. Melanjutkan dari topik tadi, buat yang belum tahu, pasar gamer sendiri memang berbeda dari pasar esport.
Tidak semua gamer jadi fans esport, apalagi pro player. Meski sebagian besar fans esport adalah gamer, belum tentu semua gamer bisa dikategorikan sebagai fans esport.
Hal ini juga terjadi di industri olahraga tradisional karena tidak semua orang yang hobi sepak bola, basket, ataupun olahraga lainnya suka menonton pertandingan olahraga macam Premier League ataupun NBA.
Demikian juga sebaliknya: tidak semua penonton pertandingan olahraga juga hobi berolahraga. Jumlah fans esport di Indonesia sendiri juga sebenarnya lebih kecil dari jumlah pasar gamer.
Lucas pun mengakui hal tersebut meski memang ia mengatakan bahwa jumlah fans esport bertambah besar dengan sangat cepat. Ia juga percaya bahwa memang ada batasan jumlah, berapa persen dari total gamer yang juga akan jadi fans esport.
Namun ia percaya, pertumbuhan pasar esport masih akan masif mengingat jumlahnya masih jauh di bawah dari batasan tadi. Terakhir, satu hal yang tak kalah penting adalah soal tim dan kompetisinya itu sendiri.
Baca juga: Ariel Noah Bikin Tim eSport The Pillars |
Jika melihat formasi EVOS Esports yang jadi juara MPL ID S4 dan M1 World Championship, tim juara ini memiliki formasi yang unik. Kala itu mereka berisikan tiga pemain senior yaitu Donkey, Oura, dan Rekt, yang bahkan sudah ikut bertarung di panggung MPL sejak Season 1 dengan pemain yang lebih relatif baru, Wann dan Luminaire. Apakah formasi ini yang akan masih dominan di 2020?
"Bagi saya, rahasia sukses EVOS Esports bukan terletak pada 'usia' para pemainnya namun lebih terkait dengan kerja keras berlatih, kekompakan bermain (teamwork dan chemistry), coach, dan ambisi mereka. Hal inilah juga yang terjadi di olahraga tradisional macam basket ataupun sepak bola. Di 2020, kami percaya bahwa MPL akan lebih menarik lagi untuk disaksikan," tutup Lucas.
(rns/rns)