Hujan mengguyur begitu detikINET datang menggerebek markas salah satu tim eSport ternama, BOOM eSport. Tampak banyak orang tengah bermain game untuk berlatih sementara kami berbincang dengan Rigel Community Manager mereka. Kami ingin tahu sebenarnya seperti apa sih keseharian para pro player di bootcamp mereka.
Rigel menyambut kami dengan tangan terbuka dan menjelaskan keseharian pro gamer yang yang ternyata tak mudah. Mereka harus bangun maksimal jam 11 siang atau akan mendapatkan denda sejumlah ratusan ribu yang dipotong dari gaji mereka setiap bulannya.
"Mereka tanggung jawab kebersihan pribadi kayak baju misalnya, nggak semua dibantu bersihin cuma dibantu secara umum. Baju dicuci sendiri," jelas Rigel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Makan keseharian kita serahkan ke player, takutnya kalau kita yang masakin dari playernya nggak sreg. Kita makan semua di sini bareng-bareng. Mereka pesan sendiri atau managernya yang mesenin."
Para player di BOOM eSport berlatih 8 jam sehari dengan waktu istirahat jadi tidak melulu main game tapi juga tidak berarti berleha-leha.
Baca juga: 5 Hal yang Hanya Dipahami Gamers 90'an |
"Mereka latihan 8 jam seperti orang bekerja pada umumnya. Namun kita kasih mereka waktu untuk istirahat juga, misalnya di jeda 4 jam berhenti lalu lanjut lagi. Jam 10 paling malam mereka sudah harus berhenti main game."
Namun tidak semua atlet tidur di bootcamp, ada yang memilih untuk bolak-balik ke rumah karena di rasa masih dekat. Yang menginap di sana adalah kebanyakan orang dari luar daerah Jakarta.
Simak video: Mengenal BOOM ESports, Pro Gamers Jagoan Indonesia
Ada Psikolognya juga
Foto: Aisyah/detikInet
|
"Rasanya jadi kayak ada temen, kalau sama temen ada keterbatasan berbicara kalau ada coach apa yang ngeganjel bisa kita luapkan jadi baru kita bisa cerita ke temen-temen kita. Waktu belom kenal coach gue punya masalah kan kita kerja, kompetisi mainnya team, kadang ngomong ke temen ada perasaan 'ah nanti dia marah nggak ya', sekarang nggak lagi, ngerasa jadi ada temen lah," tutur Eston Dwiyantoro (22).
Dr Christine Zoe, mental coach di sana mengatakan semua untuk curhat untuk urusan apapun. Kadang ada sesi bersama tim, tapi ada juga sesi personal. Nah, kami berhasil nimbrung di sesi bersama nih.
"Sebelumnya saya kasih tahu ya, kita punya aturan kita nggak boleh ngobrol kalo handphonenya nggak di taruh tengah," tutur Dr Christine.
Group coaching menurut Christine dilakukan agar mereka bisa bicara apa yang sedang dihadapi dan hal-hal yang harus diputuskan bersama-sama dan membangun team work.
"Buat para pemain mental coach artinya jadi coach kesehatan mental mereka. Ada sesi one on one, jadi jadi mereka boleh cerita apa saja, dari situ akan kami fasilitasi bagaimana menyelesaikan masalah."
"Kita ada sesi kegiatan diluar tanpa gadget melakukan permainan tanpa gadget."
Ada sekitar 2-3 kali pertemuan per minggu dengan tim berbeda, dan Christine beserta tim mengatakan mereka boleh menghubungi kapan saja dan kapan pun mereka butuh.
Halaman 2 dari 2