Keren! Perjuangan Wanita Pakistan Bikin Video Game
Hide Ads

Keren! Perjuangan Wanita Pakistan Bikin Video Game

Annisa Shafira - detikInet
Minggu, 08 Jul 2018 11:35 WIB
Sadia Bashir. Foto: IGN
Pakistan - Walaupun wanita makin aktif pada berbagai sektor, dunia video game masih dikuasai lelaki, termasuk di Pakistan. Fakta ini tak membuat Sadia Bashir mundur. Ia tidak hanya main game, tapi juga mulai mengembangkannya semenjak berumur 13 tahun.

"Ketertarikan saya terhadap komputer dimulai dari bermain video game, jadi saya memutuskan untuk lanjut mengembangkannya," ujarnya seperti yang dikutip detikINET dari BBC, Minggu (9/7/2018)

Karena ketertarikannya itu, ia meminta orang tuanya untuk memindahkannya ke sekolah lain agar dapat mempelajari komputasi. Ketika akan memasuki perguruan tinggi, ia menghadapi keputusan sulit karena ia tahu bahwa keluarganya akan mengalami kesulitan dalam membiayainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Namun karena kemampuannya, Sadia berhasil mendapatkan beasiswa dan dapat menyelesaikan pendidikannya hingga lulus. "Biasanya orang tua cenderung berinvestasi pada pendidikan anak laki-lakinya," Katanya.

Ia mengaku terpesona dengan keindahan grafis komputer. "Dari situlah saya mulai membuat video game. Untuk tugas akhir saya, saya membuat permainan yang membantu pengobatan kanker dengan cara meniru perawatan sel kanker pada tubuh penderita," katanya.

Tujuannya adalah adalah agar penderita kanker dapat memvisualisasikan bagaimana pengobatan yang mereka jalani dapat mengalahkan penyakit mereka.

"Sebelumnya, saya hanya bermain game untuk kesenangan saja. Tapi setelah melakukan riset untuk video game ini, saya dapat melihat aspek lain dari video games dan akhirnya memutuskan untuk bekerja lebih lanjut dalam bidang ini," Ungkapnya.

Sadia bekerja di industri video games selama satu tahun setengah, namun ia tidak puas. "Saya sadar mimpi saya adalah belajar cara membuat video games sendiri. Itu alasansaya memulai tesis saya dan berusaha mencari tahu apa yang dapat berguna dalam pembuatan video games,"

Sadia menyadari apa yang telah ia pelajari melalui perguruan tinggi maupun riset tidak tersedia bagi kebanyakan anak-anak muda Pakistan.

Akhirnya, ia keluar dari pekerjaannya dan mendirikan sebuah institusi bernama Pixel Art Academy di mana ia melatih anak-anak muda Pakistan cara membuat video game.



"Tidak ada konsep desain game pada industri video games di Pakistan. Banyak orang yang memiliki ide bagus, tapi mereka belum mampu mengubah ide itu menjadi game yang baik. Itulah yang kami ajarkan kepada murid-murid kami," papar dia.

Sadia percaya bahwa membuat game tak butuh edukasi atau skill khusus. "Kami memberitahu orang-orang bahwa ini dapat dilakukan siapa saja, tanpa peduli pendidikan apa yang mereka tempuh. Bahkan murid sekolah atau ibu rumah tangga bisa membuat game," pungkas wanita 29 tahun ini. (fyk/fyk)