Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Game Bukan Lagi Sekadar Game

Game Bukan Lagi Sekadar Game


Yudhianto - detikInet

Foto: detikINET/Yudhianto
Jakarta - Perkembangan game makin masif seiring berkembangnya teknologi. Tapi, jangan kira game yang ada sekarang sekadar permainan tanpa tujuan. Lebih dari itu, game kini mampu membentuk kemampuan seseorang.

Hal tersebut disampaikan oleh Scot Osterweil, Creative Director of Education Arcade & Research Director Masachusets Institute of Technology (MIT) Corporate Media Studies. Menurutnya, sejak jaman dahulu orang-orang sudah sangat familiar dengan yang namanya game, bagaimanapun bentuknya.

Jadi, jangan artikan game itu selalu identik dengan komputer atau konsol. Karena, gam sejatinya sebuah permainan, tanpa sadar makhluk hidup telah bermain sejak kecil. Secara tak langsung, kebiasaan bermain game memberi latihan untuk menghadapi masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Contohnya kucing kecil yang bermain, mencakar, pura-pura berburu. Itu sebenarnya mereka sedang belajar untuk masa dewasanya nanti, untuk berburu. Jadi game itu bukan sekadar permainan, itu adalah sebuah latihan," ujar Osterweil, di acara International Conference on Game, Game Art & Gamification 2016, di Binus University International, FX Sudirman, Jakarta.

Osterweil juga menambahkan bahwa ketertarikan terhadap game sebenarnya adalah hal yang alami. Karena adalah sifat dasar manusia yang ingin mengalahkan orang lain, sesuai konteks game itu sendiri. Namun lebih dari itu game juga memberikan kebebasan bagi pemainnya untuk bebas berekspresi.

Ada beberapa poin pembelajaran yang diberikan sebuah game bagi gamer. Pertama adalah freedom to explore atau kebebasan mengekplorasi. Melihat game-game sekarang yang menawarkan dunia permainan berbasis open world, tak dipungkiri kalau gamer kerap tertarik melakukan eksplorasi. Menjelajah seisi game untuk mencari tahu apa yang bisa ditemukannya.

Kemudian yang kedua adalah freedom to fail. Seperti dijelaskan sebelumnya, game adalah juga sebuah latihan. Keuntungan sebuah game adalah gamer diberi kesempatan untuk gagal berkali-kali. Hal ini memberi kesempatan gamer untuk mempelajari bagaimana caranya memenangkan permainan.

"Untuk orang tua, harusnya biarkan anak berekspresi. Kalau anda hanya menyuruh anak melakukan hal yang anda inginkan, mereka tidak akan belajar," jelas Osterweil beranalogi.

Poin terakhir adalah freedom to identify. Game yang identik dengan multiplayer pasti tak luput dengan penggunaan nickname ataupun avatar. Di sini gamer bisa bermain-main identitas, membuat pesaing menebak-nebak seperti apa lawannya.

"Ketika ganti-ganti avatar, kita sedang bermain dengan identitas, mengekplorasi segala kemungkinan. Jadi game adalah tentang kebebasan, game adalah tentang bebas menentukan pilihan," imbuhnya.

"Mungkin ada orang-orang yang menghasilkan uang dari game, tapi di luar itu buat kita game memang perlu. Game kadang memaksa orang yang tidak mengerti, tapi anda akan berusaha memahaminya. Selain itu semua orang bermain game secara sukarela," pungkas Osterweil. (yud/rns)







Hide Ads