Tidak ada persiapan khusus sebab pemberitahuan mendadak, 2 jam sebelum pemotretan. Itu pun waktunya tidak banyak, 5 sampai 10 menit karena sebelumnya didahului sesi wawancara.
Satu-satunya ide memotret yang menyambar di pikiran saya yakni menggambarkan sosok JK yang bijak, pekerja keras, cekatan namun tetap bisa rileks menghadapi persoalan bangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya meminta Wapres JK untuk berdiri di belakang meja kerjanya. Saya meminta ia berdiri dengan rileks bukan berdiri ala upacara bendera.
Bagian terpenting, menurut saya, yakni menyelipkan pesan khusus untuk menggambarkan pekerja keras. Yakni memintanya untuk tidak menungkupkan telapak tangan di meja. Melainkan meregangkan jari tangan sedemikian rupa untuk menghadirkan pesan kokoh, kuat dan pekerja keras.
Uniknya, bahasa tubuh atau gesture itu bukan monopoli foto-foto bergaya portrait/profile. Namun juga ditonjolkan oleh sejumlah genre foto yang mengeksplorasi gesture sebagai bagian dari cerita.
Yang paling mudah ditemui yakni pada pemotretan teater, tari, olahraga, model, fashion, human interest hingga streetphotography. Pada berbagai genre itu, bahasa tubuh menjadi salah satu yang terpenting selain ekpresi wajah dan mata. Tidak sekadar tangan namun pada setiap inch dari tubuh penyampai pesan.
![]() Pentas Teater Koma yang kaya bahasa tubuh, 2015. Foto diolah menjadi hitam putih di piranti lunak. |
Menurut para pakar, gesture adalah bahasa non verbal yang disampaikan oleh subjek dengan tujuan tertentu. Adam Kendon dalam buku 'Gesture: Visible Action as Utterance (Cambridge University Press: 2004) menyatakan gesture sebagai aksi visual untuk menyatakan sesuatu yang teroganisir layaknya pidato yang mempunyai susunan kata yang terukur.
"Gesture merupakan manifestasi tindakan dari ekpresi yang disengaja," tulis Adam Kendon dalam buku setebal 369 halaman itu.
Nah, makna bahasa non verbal tersebut berbeda-beda di setiap komunitas, rumpun atau bangsa. Sesuatu yang dianggap biasa di AS, seperti Presiden AS Barack Obama yang mengangkat kaki ke atas meja, tentu akan bernilai berbeda di negara lain.
Sebaliknya, terdapat aksi visual yang bersifat universal seperti mengacungkan jempol yang berarti 'oke' atau mengacungkan jari tengah yang berarti penghinaan dan bernilai kasar.
![]() Streetphotography di Korea, 2015. Untuk menunjukan sikap gesit dan terburu-buru, saya perlu menunggu subjek melangkah pada posisi kaki yang lebar. Foto diolah menjadi hitam putih di piranti lunak. |
Sebagai fotografer adalah patur melihat bahasa non verbal itu dengan jeli. Jika mendapatkan aksi visual yang sangat komunikatif, maka tugas fotografer untuk buru-buru menjepret rana dan mengabadikannya. Sebab dari bahasa tanpa kata-kata tersebut foto-foto Anda bakal lebih bersuara dan didengar.
Itulah sebabnya, fotografi sangat menyenangkan: menemukan dan menyampaikan 'kebisuan-kebisuan yang bersuara' dengan caranya yang khas. Dengan gaya Anda masing-masing, tentunya.
Mau konsultasi berbagai hal seputar fotografi? Kirim saja pertanyaan ke Klinik IT detikINET di link berikut.( (Ari/ash)