Jakarta -
Ricoh GR adalah lini produk kamera compact premium Ricoh yang sudah dimulai dari era kamera film. Desain kamera GR dari waktu ke waktu cenderung sama, mengandalkan ukuran yang pocketable dengan lensa fix lebar ekuivalen dengan 28mm. Tapi GR III X berbeda dengan GR III, yaitu memiliki lensa yang yang jarak fokalnya lebih panjang yaitu 26mm (ekuivalen 40mm di full frame).
 Review kamera Ricoh GR IIIx Foto: Dok. Enche tjin |
Secara desain GR III X sama persis dengan GR III. Image processor dan sensor juga sama, yaitu 24MP APS-C. Bisa dikatakan bahwa yang berbeda hanya lensanya saja. Maka itu tidak salah jika Ricoh menamainya GR III X, bukan GR4.
Seperti GR sebelumnya, kameranya enak digenggam dan digunakan karena memiliki banyak titik kendali seperti dua roda dial di atas dan dibelakang, ditambah dengan "rocker dial / ADJ" yang serba guna. Ricoh juga tidak pelit memberikan tombol-tombol akses langsung untuk akses cepat ke setting yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kualitas gambar
Kualitas gambar dari kombinasi lensa dan kamera ini diatas kamera dengan sensor APS-C pada umumnya, lebih tajam dengan warna yang cerah. Hal ini mungkin dikarenakan lensa fix yang dirancang telah dioptimalkan dengan lensanya. Kualitas gambar di ISO tinggi seperti kamera APS-C pada umumnya. Noise mulai terlihat di ISO 1600, dan 3200-6400 biasanya digunakan untuk keadaan darurat. Kamera ini punya pilihan ISO sampai 100 ribu bagi saya terlalu noise dan warna sudah kurang bagus.
 ISO 1600 f/2.8 1/200, Kanan: ISO 6400 f/2.8 1/160. Foto: Dok. Enche tjin |
 Crop dari atas. Foto: Dok. Enche tjin |
 ISO 102400, f5, 1/32000. Foto: Dok. Enche tjin |
Saat foto portrait di studio, saya mendapati vinyet (gelap di ujung-ujung foto cukup terlihat jelas. Meskipun untuk portrait ini tidak masalah tapi untuk yang suka foto pemandangan vinyet mungkin akan sedikit terganggu. Saya juga menemukan hasil foto sedikit distorsi/cekung, terutama saat kita foto dari jarak dekat. Tapi keduanya adalah masalah minor karena vinyet dan distorsi tentunya bisa dinetralkan dengan proses editing.
 Kiri ISO 320 f/2.8 1/160, Kanan: ISO 250 f/2.8 1/160. Foto: Dok. Enche tjin |
 ISO 200 f/2.8 1/160 Standard. Foto: Dok. Enche tjin |
 ISO 100 f/2.8 1/160 Standard. Foto: Dok. Enche tjin |
Ricoh terkenal dengan profile gambarnya yang settingnya dinamakan image control. Kita dapat memilih berbagai gaya seperti standard, black and white (soft, hard, high contrast), positive film dan bleach bypass. Yang populer untuk pengguna Ricoh biasanya adalah high contrast B&W dan Positive Film untuk warna. Hasilnya lebih kontras dan saturasi warna lebih tinggi daripada apa yang dilihat mata.
 ISO 200 f/3.2 1/640 Positive Film. Foto: Dok. Enche tjin |
 Kiri: ISO 100 f/3.5 1/320, Kanan: ISO 200 f/4 1/2500 Positive Film. Foto: Dok. Enche tjin |
 ISO 200 f/2.8 1/400 Positive Film. Foto: Dok. Enche tjin |
 ISO 640 f/2.8 1/80 Positive Film. Foto: Dok. Enche tjin |
 ISO 1250 f/2.8 1/320 Positive Film. Foto: Dok. Enche tjin |
 ISO 200 f/2.8 1/320. Foto: Dok. Enche tjin |