Mengulas Nikon Z50, Mirrorless Berjuluk "The Collaborator"

Mengulas Nikon Z50, Mirrorless Berjuluk "The Collaborator"

ADVERTISEMENT

Review

Mengulas Nikon Z50, Mirrorless Berjuluk "The Collaborator"

Enche Tjin, - detikInet
Minggu, 19 Apr 2020 21:30 WIB
Review kamera Nikon Z50
Mengulas Nikon Z50 yang Dijuluki
Jakarta -

Nikon Z50 ini adalah kamera mirrorless Nikon dengan menggunakan Z-mount. Sistem Nikon Z pertama kali diumumkan di tahun 2018 dan kamera ini diluncurkan di tahun 2019 yang lalu. Bentuknya seperti kamera DSLR mini. Saat saya pegang, Z50 ini ergonominya mirip dengan kamera DSLR Nikon D5600.

Review kamera Nikon Z50.Review kamera Nikon Z50. (Foto: Dok. Enche Tjin)

Desain kamera

Z50 punya grip/pegangan yang nyaman. Tombol-tombolnya cukup banyak dan rata-rata mudah dijangkau, hanya saja ukurannya agak sedikit kecil. Tombol-tombol penting di letakkan di bagian atas dekat shutter yaitu tombol video, ISO dan kompensasi eksposur. Z50 juga punya dua roda kendali memudahkan untuk mengganti setting dengan cepat. Di bagian belakang kamera ada tombol empat arah dan empat tombol di bagian bawahnya.

Dengan lengkapnya roda dan tombol di kamera ini, menandakan kamera ini bukan kamera entry-level/pemula, tapi posisinya lebih ke kamera menengah seperti kalau di DSLR, pandangannya adalah Nikon D7500.

Review kamera Nikon Z50.Review kamera Nikon Z50. (Foto: Dok. Enche Tjin)

Review kamera Nikon Z50Review kamera Nikon Z50. (Foto: Dok. Enche Tjin)

Layar monitor LCD ini Z50 mekanismenya agak berbeda dibandingkan kamera lainnya. Bukan diputar ke samping dan atas, tapi bisa diputar ke bawah seperti kamera DSLR Nikon D5000. Dengan layar yang diputar ke bawah, hot shoe bebas dipasang speaker atau alat bantu cahaya. Tapi saat dipasang di tripod, layar ini jadi terhalang.

Layar monitor Z50 ini agak besar, memiliki tiga tombol soft button yang permanen yang memudahkan untuk meninjau foto. Akibat dari layarnya yang besar ini, empat tombol di bagian kanan bawah jadi agak sedikit rapat dan kecil.

Gaya vlogging dengan layar LCD yang dilipat ke bawah.Gaya vlogging dengan layar LCD yang dilipat ke bawah. (Foto: Dok. Enche Tjin)

Kualitas gambar

Kualitas gambar yang dihasilkan Z50 dengan lensa Nikon S 16-50mm f/3.5-6.3 VR tergolong bagus di kelas APS-C. Nikon memilih menggunakan sensor 20.9MP seperti Nikon D7500, tapi tidak seperti Nikon D7200 (24MP) dengan tujuan supaya gambar di ISO tinggi tetap bagus dan tajam dengan kinerja yang cepat.

Kanan: Crop dari foto kanan, menandakan Z50 mampu menangkap detail dengan baik. ISO 100, f/8, 1/125 detik - Studio Flash.Kanan: Crop dari foto kanan, menandakan Z50 mampu menangkap detail dengan baik. ISO 100, f/8, 1/125 detik - Studio Flash. (Foto: Dok. Enche Tjin)

Picture Control Vivid. ISO 400, f/4.5, 1/25 detik, 26.5mm (ekuiv. 40mm).Picture Control Vivid. ISO 400, f/4.5, 1/25 detik, 26.5mm (ekuiv. 40mm). (Foto: Dok. Enche Tjin)

Creative Picture control Graphite.Creative Picture control Graphite. Foto: Dok. Enche Tjin

Creative Picture control Pink.Creative Picture control Pink. Foto: Dok. Enche Tjin

Picture Control: Standard, ISO 100, f/5.6, 1/25 detik, 38mm (ekuiv. 57mm).Picture Control: Standard, ISO 100, f/5.6, 1/25 detik, 38mm (ekuiv. 57mm). (Foto: Dok. Enche Tjin)

Picture Control: Standard, ISO 100, f/5.3, 1/125 detik, 36mm (ekuiv. 54mm).Picture Control: Standard, ISO 100, f/5.3, 1/125 detik, 36mm (ekuiv. 54mm). (Foto: Dok. Enche Tjin)

Dalam pengujian, saya mendapati kualitas gambar yang dihasilkan di ISO 100-1600 sangat baik, 3200-6400 bisa diterima, tapi diatas itu kurang baik karena banyaknya noise dan detail gambar berkurang.

Review kamera Nikon Z50.Review kamera Nikon Z50. (Foto: Dok. Enche Tjin)

Soal warna dan tone, Nikon memberikan banyak pilihan kustomisasi di dalam menu picture control, dimana kita bisa memilih picture control sesuai keinginan misalnya standard, portrait, vivid, dan sebagainya. Juga tersedia creative picture control yang seperti layaknya filter di instagram yang memberikan berbagai "look" dan suasana yang berbeda untuk foto maupun video.

Review kamera Nikon Z50.Review kamera Nikon Z50. (Foto: Dok. Enche Tjin)

Kinerja foto dan video

Z50 mengincar penggemar fotografi tapi juga videografer pemula. Keseriusan Z50 untuk videografi ini ditunjukkan dengan adanya tuas khusus untuk memindahkan mode foto ke video dan tombol rekam video yang letaknya strategis.

Desain layar juga dibuat untuk memudahkan merekam video terutama vlog/selfie. Sayangnya kameranya tidak memiliki image stabilizer built-in seperti seri Z6/Z7. Tapi memang jika ada, pasti ukurannya lebih besar dan harga juga lebih mahal. Sebagai alternatif penstabil bisa menggunakan Electronic/Digital IS. Saya coba cukup stabil saat kamera tidak digerakkan. Saat digerakkan footage-nya agak sedikit bergetar/shaky.

Kinerja autofokus saat merekam video cukup baik untuk vlogging, kamera dengan mudah mengenali wajah (face detection) tapi tidak mata (eye detection). Kualitas video yang disediakan Z50 ini cukup baik, bisa merekam video 4K dan full HD 120fps slow motion.

Kamera ini bisa untuk bekerja, tapi secara spesifikasi, Z50 lebih cocok untuk sebagai kamera back-up dan second kamera. Karena baterainya kecil, memory card yang digunakan SD card, dan cuma satu slot. Selain itu weathersealingnya tidak semantap seri Z6, Z7 atau kamera DSLR pro Nikon.

Perbandingan ukuran Z50 (kiri) dengan Z6 (kanan).Perbandingan ukuran Z50 (kiri) dengan Z6 (kanan). (Foto: Dok. Enche Tjin)

Kelebihan Nikon Z50

* Ukuran yang compact, mudah dibawa kemana-mana
* Built Quality terasa kokoh dan tidak murahan
* Ergonomi dan pegangannya mantap
* Wifi dengan snapbridge stabil dan lancar
* Kinerja relatif bagus, sistem autofokus seperti face tracking bekerja dengan baik
* Organisasi menu mirip dengan kamera DSLR Nikon
* Kualitas foto dan video tajam dan detail
* Ada pilihan silent/electronic shutter

Kelemahan Nikon Z50

* Tidak ada sensor shift stabilization
* Tidak ada pembersih debu sensor otomatis
* Tombol-tombol terasa agak kecil dan susunannya agak rapat
* Pilihan lensa sangat terbatas saat ini, hanya ada dua untuk APS-C.
* Layar LCD bukan di flip ke samping tapi ke bawah

Deteksi mata di mode fotografi.Deteksi mata di mode fotografi. (Foto: Dok. Enche Tjin)

Kesimpulan

Menurut saya, kamera Nikon Z50 yang dijuluki "The Collaborator" ini diposisikan dengan baik dan dengan harga yang tepat, sekitar 14 jt dengan lensa 16-50mm f/3.5-6.3 VR. Meski demikian di segmen ini, Z50 bersaing cukup ketat dengan kamera seperti Sony A6400, Canon M6 II dan Fuji X-T30.

Kamera ini cocok bagi anak muda kekinian yang aktif di sosial media, baik foto maupun video dan senang berkolaborasi. Yang menentukan kesuksesan sistem Nikon Z APS-C ke depannya adalah seberapa kuat determinasi Nikon dalam mengembangkan lensa dan aksesoris untuk kamera APS-C ini.

Memang, kita bisa memasang lensa Z untuk full frame yang sudah cukup banyak di pasaran, seperti Nikon S 14-30mm f/4, tapi sayangnya harganya relatif tinggi dan saat dipasang, efek lebarnya tidak terlalu lebar seperti saat dipasang di Z6. Alternatif lain yaitu memasang lensa DSLR dengan adaptor, tapi ukuran keseluruhan sistem kamera ini jadi besar.

Spesifikasi Nikon Z50

* 20.9MP APS-C CMOS sensor
* Foto kontinyu maksimum 11 fps, 5 fps saat live view
* 4K video at up to 30p
* Jendela bidik elektronik 2.36 juta titik
* Layar LCD lipat kebawah dan ke atas
* Bluetooth Wifi (via Snapbridge app)
* Harga: Rp 13.999.000 dengan lensa 16-50mm



Simak Video "Nikon Indonesia Tutup Mulai Besok"
[Gambas:Video 20detik]
(jsn/asj)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT