Galaxy S6 Edge: Cantik dan Mematikan!
Hide Ads

Hands-on

Galaxy S6 Edge: Cantik dan Mematikan!

Ardhi Suryadhi - detikInet
Selasa, 03 Mar 2015 09:19 WIB
Galaxy S6 Edge: Cantik dan Mematikan!
Barcelona -

Pertama-tama, smartphone ini bakal membuat siapapun yang melihatnya jatuh hati. Ketika sudah merasakan sentuhannya meski sekejap, dia akan semakin membuat si pengguna terhanyut lebih dalam.

Cantik, itulah kesan pertama saat melihat Samsung Galaxy S6 Edge. Memang layar yang meluber ke samping sudah pernah dikeluarkan Samsung pada seri Galaxy Note Edge, namun entah mengapa sensasi yang dirasakan berbeda. Seperti ada magnet yang sangat kuat pada Galaxy S6 Edge sehingga tak ingin dilepas dari genggaman.

Galaxy S6 Edge merupakan smartphone flagship Samsung d yang lahir dari ambisi besar bernama Project Zero. Disebut besar karena Samsung ingin menciptakan sebuah produk dari nol alias sketsa di atas kertas, bukan dari pengembangan seri Galaxy sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alhasil, para desainer, engineer dan pentolan Samsung dituntut untuk melepaskan bayang-bayang Galaxy S5 dkk dan memberikan sentuhan baru yang lebih segar untuk Galaxy S6.

Dan penantian panjang itu usai setelah Galaxy S6 diperkenalkan secara resmi di atas panggung Centre de Convencions Internacional de Barcelona. Ada dua model yang dilahirkan, Galaxy S6 versi reguler dan S6 Edge, dan harus diakui dari kejauhan jika mata 4.000 audiens yang hadir dalam acara peluncuran lebih tertuju pada S6 Edge yang memang berparas rupawan.

Penasaran, detikINET yang datang langsung ke Barcelona pun mencoba 'berkenalan' dengan Galaxy S6 Edge. Berikut hasil review singkatnya:

Si Cantik dalam Genggaman

Selamat tinggal plastik! Ya, Samsung saat ini mungkin bisa berteriak keras-keras bahwa ponsel flagship mereka sudah tak lagi menggunakan material plastik. Padahal sebelumnya, material ini selalu menjadi amunisi untuk menjatuhkan sang vendor asal Korea Selatan.

Namun kini Samsung bisa lebih berbangga dengan apa yang ditampilkan Galaxy S6. Seperti yang telah disebutkan di awal, Galaxy S6 punya dua versi. Tetapi nyaris tak ada perbedaan antara Galaxy S6 versi reguler dan S6 Edge kecuali ada layar tambahan di samping, selain berat dan ukuran baterai yang beda tipis. Untuk S6 beratnya 132 gram, sementara S6 Edge 138 gram. Baterai S6 2.550 mAh, sedangkan S6 Edge 2.600 mAh.



Samsung tak ingin sekadar membuat ponsel dengan penampilan yang menarik. Untuk itu dicanangkanlah misi 'beauty meets purpose' saat menciptakan Galaxy S6 Edge.

Perangkat ini tampil solid dengan dengan balutan material metal dan kaca, sedangkan lekukan di bodi Galaxy S6 Edge sukses menunjukkan kecantikannya yang menawan.

Bagian kaca yang terdapat pada bodi S6 Edge terbuat dari kaca paling tangguh di dunia saat ini, Corning Gorilla Glass 4. CEO Samsung JK Shin menyebut, pihaknya sampai harus mengolah material kaca agar mampu melengkung sempurna di bagian sisi S6 Edge.

Saat digenggam pun perangkat ini nyaman dan ringan, hanya mungkin ada sedikit yang mengusik hati yakni soal mudahnya jejak tangan membekas di bagian belakang S6 Edge. Ya, ini merupakan masalah klasik yang biasa ditemui pada ponsel bermaterial kaca.

Namun bukan berarti jejak tangan di bagian belakang bodi itu membuat ponsel yang punya pilihan warna White Pearl, Black Sapphire, Gold Platinum, Blue Topaz dan Green Emerald ini melunturkan kecantikannya.

Lihai Merekam Temaram

"Galaxy S6 merupakan jagoan low light," sesumbar Justin Denison, Vice President Product Strategy & Marketing Team Samsung Electronics America saat melakukan presentasi di atas panggung.

Sontak saja, pernyataan Justin itu melecut rasa penasaran yang lebih dalam audiens yang hadir untuk segera membuktikannya. Ternyata Justin sudah menyiapkan amunisi untuk membuktikan ucapannya itu. Ia kemudian menunjukkan hasil jepretan Galaxy S6 untuk diadu dengan iPhone 6 Plus.

Terlihat pada layar besar di depan panggung, gambar yang diambil oleh iPhone 6 terlihat gelap dalam kondisi low light. Di sampingnya, hasil pemotretan oleh Galaxy S6 punya gambar jauh lebih oke.

Selanjutnya -- masih soal kamera -- adalah kemampuan merekam video kedua ponsel premium ini yang dibandingkan. Dan lagi-lagi, iPhone 6 kalah telak. Hasil video yang direkam dalam kondisi temaram itu bukan lagi kurang cahaya, tapi gelap, pasangan yang menjadi obyek video bahkan tak kelihatan. Jauh berbeda saat hasil video dari Galaxy S6 yang terlihat jelas, meski pengambilan gambar dilakukan pada malam hari.

Melihat perbandingan yang telah disiapkan Justin beberapa orang pasti tetap saja ada yang masih tak percaya sembari berujar, "Ah, itu kan sudah disiapkan dari awal, mungkin settingan".

Untuk membuktikannya, detikINET kemudian mencoba menjajal sendiri kemampuan kamera Galaxy S6 Edge. Untuk pemotretan dalam kondisi standar di dalam ruangan, jangan ditanya, bisa dilibas dengan lancar. Pengujian kemudian berlangsung dalam setting ruangan tanpa cahaya.

Caranya dengan membuat kotak khusus yang di dalamnya terdapat obyek foto berupa diorama motor dan lampu taman. Untuk mengambil gambar disediakan lobang kecil agar kamera ponsel bisa mengeker obyek. Hasilnya, Galaxy S6 bisa meringkus obyek foto dari kondisi gelap gulita di dalam kotak secara apik.



Pengujian berlanjut pada fitur tracking AF di kamera S6 Edge. Caranya ada obyek bergerak terus menerus, tak perlu diberi aba-aba (dengan cara men-tap obyek) maka mata kamera perangkat ini sudah langsung membidik mengikuti gerakan tak beraturan tersebut. Jepret! Sejurus kemudian obyek yang terus bergerak itu dapat diabadikan.

Kini giliran selfie. Terdengar biasa memang, tetapi jika hasilnya tak biasa tentu ini menjadi hal yang luar biasa. Kamera belakang S6 Edge berkapasitas 16 megapixel, sedangkan kamera depan 'cuma' 5 megapixel. Ya, terlihat tak begitu wah memang kamera depannya.

Eitss... Tapi jangan salah. Lihat dulu kemampuannya. Hasil jepretan kamera depan S6 Edge jauh dari perkiraan. Begitu mulus. Kedua kamera S6 Edge (depan-belakang) memang diklaim tajam, handal dan cepat. Dengan lensa F1.9 dan sensor beresolusi tinggi, kamera dari ponsel mampu memberikan tampilan gambar oke, bahkan pada kondisi gelap sekalipun.




Dengan tambahan Auto Real-time High Dynamic Range (HDR), Smart Optical Image Stabilization (OIS) dan IR Detect White Balance memberikan sensitivitas ringa.

Selain itu fitur Quick Launch memberikan pengguna akses langsung dan cepat ke kamera dari layar hanya dalam 0,7 detik. Caranya tinggal tekan dua kali (double click) pada tombol utama.

Performa Belum Ada Lawan

"Tak ada ponsel lain yang mampu menandingi Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge. Tidak ada!" sesumbar JK Shin, CEO Samsung Electronics saat memperkenalkan kedua flagship ini di hadapan 4.000 audiens yang memadati Centre de Convencions Internacional de Barcelona.

Pastinya, hal ini bisa bikin panas kuping para pesaing Samsung. Tetapi untuk orang sekaliber JK Shin tentu ia tak akan asal njeplak (berbicara). Jika cuma klaim sepihak, sama saja senjata makan tuan.

Ya, JK Shin sudah tahu betul kemampuan Galaxy S6, sehingga ia berani sesumbar tentang performa ponsel jagoannya itu. Saat dijajal detikINET lewat aplikasi Antutu, hasil benchmark Galaxy S6 tembus di angka 68.896. Jauh meninggalkan Meizu MX4, Galaxy Note 4, OnePlus One, HTC One M8, Huawei Mate 7, Xiaomi Mi 4 sampai Galaxy S5.



Performa oke juga disodorkan Samsung untuk urusan pengisian daya. Dengan menggunakan teknologi WPC dan PMA wireless charging bersertifikat, Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge coba menetapkan standar baru dalam pengisian nirkabel universal.



Perangkat ini bekerja dengan pad nirkabel yang tersedia di pasar yang mendukung WPC dan PMA standar.

Selain itu, pengisian baterai dapat dilakukan dengan cepat, 1,5 kali lebih cepat dari Galaxy S5, dan mampu menyediakan kurang lebih 4 jam waktu pemakaian hanya dengan 10 menit pengisian baterai.

Namun harus diingat, fast charging di sini berlaku jika menggunakan alat charger bawaan Samsung. Dan dengan cara konvensional, lewat colokan kabel, bukan dengan gaya wireless charging.

Galaxy S6 Edge juga telah dibekali prosesor 14nm mobile pertama di dunia dengan platform 64 bit, sistem memori LPDDR4 dan UFS 2.0 flash memory terbaru yang mampu memberikan kinerja lebih tinggi dan kecepatan memori yang ditingkatkan dengan konsumsi daya yang rendah.

Menurut Gadget Enthusiast Lucky Sebastian, penggunaan prosesor 14nm ini merupakan suatu terobosan, karena sebelumnya industri ponsel masih terkait dengan fabrikasi 20nm dan 28nm.

"Dengan arsitektur yang lebih kecil (14nm), maka tempat yang digunakan untuk prosesor ini juga lebih kecil dan maksimal," kata Lucky saat ditemui detikINET di sela peluncuran Galaxy S6 di Centre de Convencions Internacional de Barcelona.

Imbasnya adalah penggunaan baterai bakal lebih irit. Jadi misalnya kalau dibandingkan ada baterai yang sama-sama menggunakan kapsitas 2.000 mAh tetapi punya dua fabrikasi prosesor berbeda -- misalkan 14nm dan 20nm -- maka yang bakal lebih irit adalah yang 14nm.

Peningkatan juga termasuk untuk urusan performa ponsel. Lucky memberikan analogi yaitu ketika kita coba berjalan dari ruangan A ke ruangan B. Nah, kalau ruangannya lebih kecil maka jalannya juga lebih cepat.

"Sama seperti prosesor berasitektur 14nm maka performanya bakal lebih meningkat karena jarak yang lebih pendek untuk berpindah dari A ke B, sehingga proses komputasi jadi lebih cepat," paparnya.

Fitur dan Tampilan Lebih Bersih

Galaxy S6 Edge didandani layar Quad HD Super Amoled 5,1 inch yang memanjakan pengguna dengan kepadatan pixel tertinggi sebesar 577ppi. Ia juga mampu meningkatkan visibilitas di luar ruangan dengan tampilan lebih cerah (600cd/mm).

Adapun dari segi tampilan halaman muka, Samsung memangkas habis hal tak penting di user interface (UI) TouchWiz. Memang, smartphone Samsung kerap disebut rakus memori. Hal ini lantaran software bawaan di ponsel Samsung yang di dalamnya termasuk UI TouchWiz punya ukuran sangat besar.



Untungnya, Samsung menyadari isu ini. Dan kemudian menghadirkan UI TouchWiz generasi baru yang lebih enteng. Tampilan yang kerap disebut TouchWiz Nature UX ini menghadirkan penyegaran. Tak ada lagi tampilan njelimet di halaman muka Galaxy S6 Edge. Semua aplikasi jadi lebih 'terlihat' karena tak ada penumpukan aplikasi.

Sebaliknya, Samsung memberikan penanda layer warna untuk setiap aplikasi. Misalnya orange untuk kontak, ungu foto video, dan lainnya. Hal ini dilakukan agar setiap aplikasi jadi lebih personal.



Untuk fitur, Galaxy S6 Edge lahir dengan dukungan fitur tambahan. Misalnya Samsung Pay, sebuah pelayanan mobile yang akan meluncur di Amerika Serikat pada paruh kedua 2015.

Dilindungi oleh Samsung Knox, pemindaian sidik jari, dan token yang canggih, Samsung Pay dapat digunakan dengan teknologi Near Field Communication (NFC) dan Magnetic Secure Transmission (MST) yang dapat menjadikan perangkat, pembuat dan penerbit kartu agnostic.

Kesimpulan Sementara

Sebagai ponsel flagship, Galaxy S6 Edge layak mendapat jempol. Ponsel ini tampil cantik dengan desainnya yang out of the box.

Namun ia tak cuma enak dipandang. Dari sisi kemampuan, Galaxy S6 Edge juga bisa membuat penggunanya kagum. Lawan-lawan Samsung di kelas ponsel premium patut waspada atas serangan Galaxy S6 Edge. Nilai plus hadir dari sisi material, kamera, dan performa.



Pun demikian, tetap saja tak ada produk yang sempurna. Begitu pula dengan Galaxy S6 Edge yang masih punya cela. Salah satunya adalah soal bodi bagian belakang ponsel ini yang sangat mudah untuk meninggalkan jejak. Alhasil, jika tak mau ponsel premium Anda terlihat kucel, maka siap-siap saja untuk seringkali membersihkannya. Tak sulit memang, cukup dilap.

Hal yang kurang sreg juga terkait keputusan Samsung untuk mengemas paket penjualan Galaxy S6 dengan 'gaya iPhone'. Yaitu dijual dengan kapasitas memori internal 32 GB, 64 GB dan 128 GB. Bisa jadi ini akan terasa aneh bagi fans Samsung. Namun harus dipikirkan juga jika storage internal itu tak bisa ditambahi sendiri lewat kartu memori.

Akhirnya, kita masih menunggu harga jual resmi perangkat ini dari Samsung. Memang, jika diminta memberi nilai 1-10 maka Galaxy S6 Edge bisa saja mendapat angka 8 atau mungkin saja 9. Tetapi jika harga jualnya terlalu tinggi, tentu dapat membuat ciut kalangan menengah untuk meminang si cantik  Galaxy S6 Edge.

Ya, semoga saja Samsung menyadari hal tersebut dan tak melabeli Galaxy S6 Edge dengan banderol super mahal.


Halaman 6 dari 6
(rou/rou)