Kesan pertama yang didapat saat memegang Canon PowerShot G1X Mark II adalah, perangkat ini tidak seperti kamera compact pada umumnya. Tengok saja bobotnya -- 553 gram -- lebih berat dari sejumlah DSLR entry level.
Memang, spesifikasi kamera ini tergolong wah. Sensornya berukuran 1,5 inch dengan resolusi 13 megapixel. Sensornya hanya sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan sensor APS-C milik sebagian besar DSLR, ataupun kamera mirrorless. Juga dilengkapi prosesor Digic 6 yang menjamin perpindahan menu lebih cepat dan bisa mengurangi shutter lag.
Meski bukan sebuah interchangeable lens camera, G1X Mark II ini mempunyai lensa yang mumpuni. Setara dengan lensa 24-120mm dengan bukaan f/2-3.9. Lensa ini mempunyai jarak minimum fokus sekitar 5 cm dalam modus macro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil jepretan Canon G1X Mark II: Settingan F/2 shutter 1/2000 dan ISO 100.
1. Build Quality dan Handling
|

Untuk melakukan berbagai pengaturan kamera, selain sejumlah tombol pada bagian atas dan belakang kamera, Canon juga memberikan dua buah ring lens. Satu dari ring lens itu mempunyai aksen clicky, layaknya ring untuk mengatur diafragma di sejumlah lensa DSLR.
Kegunaan ring lens itu bermacam-macam tergantung keinginan pengguna. Diafragma, shutter speed, mengatur zoom lensa, juga autofokus. Namun penggunaan ring lens untuk mengatur fokus dirasa detikINET terlalu lambat, karena radius putarnya yang terlalu besar.
Di bagian atas kamera ada beberapa tombol, yaitu tombol shutter, tombol power kamera, dan tombol play untuk melihat hasil foto. Ada juga tombol putar untuk memilih mode pemotretan. Oh ya, di bagian bawah tombol shutter juga ada tombol untuk mengatur zoom lensa.
Bagian belakangnya didominasi oleh LCD 3 inch dengan kemampuan touchscreen berjenis kapasitif. Ini membuat layar sentuhnya sangat intuitif dan mudah digunakan, semacam layar sentuh di smartphone kelas atas.
Dengan layar sentuh ini, pengguna bisa menentukan titik fokus, bernavigasi saat melihat gambar, ataupun menghapus foto yang tidak dikehendaki.
LCD ini bisa diputar 180 derajat sampai menghadap ke depan kamera, pasti akan menyenangkan untuk pencinta selfie. Selain itu LCD-nya juga bisa diputar sampai dengan 45 derajat ke bawah. Sayang fitur ini tak berguna ketika mengambil gambar secara portrait.
LCD juga menjadi jendela satu-satunya untuk melihat foto yang akan diambil. Ini karena Canon tak memberikan optical ataupun electronic viewfinder di G1X Mark II ini. Jika pengguna merasa membutuhkannya, tersedia EVF yang bisa dibeli secara opsional, dan bisa dipasang di hotshoe kamera ini.
Selain itu, bagian belakang kamera ini juga ada beberapa tombol dengan bermacam fungsi. Antara lain, masuk ke mode manual fokus, mengatur mode autofokus, dan masuk ke dalam menu.
Namun menurut detikINET, tombol yang paling berguna adalah tombol function set yang ada di bagian tengah tombol putar. Tombol ini adalah akses cepat ke sejumlah menu utama kamera, seperti mode autofokus, metering, pilihan kualitas foto, dan lain sebagainya.
Untuk menyalakan fitur WiFi, Canon juga memberikan sebuah tombol khusus. Konektivitas Wi-Fi ini bisa digunakan untuk menghubungkan G1X Mark II ke smartphone iOS maupun Android, keduanya dengan bantuan aplikasi Canon CameraWindow yang tersedia di App Store dan Play Store.
Fungsi dari aplikasi tersebut selain untuk mengirim foto ke smartphone, juga bisa melakukan remote shooting dengan smartphone sebagai pengendali.
2. Performa
|
Β
Dari segi kualitas gambar, foto yang dihasilkan terlihat tajam dan mempunyai tingkat saturasi yang cukup tinggi. Di sini, keunggulan prosesor Digic 6 pun ditunjukkan, yaitu dengan akurasi auto white balance yang hampir selalu tepat.

f/8 shutter 1/60 ISO 125.

f/2 shutter 1/60 ISO 640.
Ketika hasil gambarnya di-crop 100% pun detail gambar terlihat masih bagus, tak seperti kamera compact pada umumnya. Ini karena ukuran sensor G1X Mark II yang sangat besar untuk kamera compact.
Noise yang dihasilkan dalam pemotretan dengan ISO tinggi relatif tak mengganggu sampai dengan ISO 3200, itu pun setelah foto di-crop 100%. Prosesor Digic 6-nya bekerja sangat baik dalam mengurangi noise, tanpa menghilangkan banyak detail foto.

f/3,5 shutter 1/60 ISO 3200.

f/3,2 shutter 1/8 ISO 400.

Crop 100%.
Ditambah dengan penggunaan lensa berbukaan besar, performa low light kamera ini semakin superior. Selain itu, kombinasi lensa bukaan besar dan sensor besar membuat kamera ini mudah mendapat efek bokeh.
f/2.2 shutter 1/60 ISO 2000.
Sayang, berbagai keunggulan tersebut harus sedikit ternoda dengan kinerja autofokus yang tidak terlalu baik. Meski tak bisa dibilang lambat, kecepatan autofokus G1X Mark II ini belum bisa mengejar kecepatan autofokus sejumlah kamera mirrorless merk lain.
Tak hanya itu, autofokusnya kadang gagal menentukan titik fokus saat digunakan dalam kondisi yang temaram. Inilah mungkin yang menyebabkan Canon memberikan lampu AF-assist yang cukup besar dan terang.
3. Opini detikINET
|
Sayangnya, bobotnya cukup berat, dan tidak didukung oleh grip yang nyaman, sehingga handling-nya cukup sulit. Harganya pun lumayan bikin kantong bolong, sekitar Rp 8,65 juta, lebih tinggi dari harga beberapa kamera mirrorless dan bahkan DSLR kelas entry level.
Spesifikasi:
- 12.8 MP, sensor 1.5 inch.
- Lensa 28-120mm f/2-3.9
- Tidak ada jendela bidik optik, tapi tersedia jendela bidik elektronik yang dapat dibeli terpisah
- Layar LCD touchscreen, bisa diputar ke atas atau ke bawah.
- Resolusi layar LCD 1 juta titik.
- Ukurannya lebih kecil dan terasa lebih kokoh.
- Kecepatan foto berturut-turut 5 foto per detik.
- Berat: 553 gram.
- Dimensi: 116 x 74 x 66 mm.