Fujifilm meluncurkan kamera 100 megapixel GFX100 khusus versi inframerah. Kamera ini dirancang untuk aplikasi pelestarian forensik, ilmiah dan budaya.
Disebutkan Fujifilm, GFX100 IR dapat digunakan untuk mengidentifikasi dokumen palsu, dan menganalisis pigmen dalam lukisan atau dokumen bersejarah.
"Dengan filter IR yang berbeda di depan lensa, fotografer dapat memanfaatkan panjang gelombang cahaya yang berbeda untuk mengungkap detail tersembunyi. Selain itu, dengan menggunakan IR cut filter yang sesuai, memungkinkan GFX100 IR digunakan secara normal, sama dengan kamera GFX100 versi standar untuk membuat gambar berwarna biasa dalam spektrum yang terlihat," kata Fujifilm seperti dikutip dari Engadget, Rabu (24/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan kamera asal Jepang ini belum mengungkapkan harga untuk kamera tersebut. Tetapi yang jelas, kamera ini hanya akan didistribusikan secara terbatas lewat retailer tertentu.
Ditambahkan Fujifilm, kamera ini tidak akan tersedia untuk publik secara umum dan akan tunduk pada perjanjian lisensi khusus yang merinci persyaratan penggunaan khusus untuk kamera.
![]() |
Selain mengumumkan model baru, Fujfilm juga meluncurkan firmware untuk GFX100 yang memperkenalkan fitur baru yang disebut Pixel Shift Combiner. Update firmware ini menggabungkan 16 gambar RAW menjadi satu gambar 400 megapixel, jika 100 megapixel masih dirasa tidak cukup detail.
"Bagi mereka yang bekerja di bidang pengarsipan atau pelestarian budaya, fungsi baru ini sangat berharga bagi fotografer yang mendokumentasikan artefak bersejarah atau karya seni besar, karena dapat dilestarikan secara digital pada 400 megaxiksel," tulis Fujifilm.
Fitur ini juga akan berfungsi pada kamera GFX100 IR yang baru dirilis, menggabungkan potensi ilmiah inframerah dengan pencitraan resolusi ultra-tinggi.
(rns/fay)