Soal ini patutnya bertanya pada Thomp. Sosoknya dikenal sebagai fotografer yang kerap memotret makro pakai smartphone.
Dihubungi detikINET, Thomp mengaku mulai rajin memotret pakai ponsel sejak 2012 dan langsung terjun ke foto makro. Alasannya simpel, karena bisa melatih kesabaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lucunya, Thomp sempat awal-awal meragukan kemampuan smartphone untuk memotret makro dengan detail yang bagus. Setelah tahu, dia pun coba mencari informasi dan ikut komunitas.
![]() |
"Belajar lewat blog. Saat cari-cari informasi ketemu grup fotografi ponsel di Facebook, ikutan gathering dan motret," cerita Thomp.
Saat memotret makro, Thomp menggunakan lensa makro tambahan yang dipasang pada ponsel. Lensa yang dipakai bekas kamera prosumer yang telah dibongkar dan dirakit menjadi lensa tambahan.
"Lensa ini banyak yang jual, harganya Rp 300 ribuan. Tapi kalau saya bikin sendiri," ujarnya.
Namun terkadang Thomp memotret tanpa lensa tambahan. Asalkan objeknya berukuran besar dan ponsel yang digunakan punya kemampuan zoom yang tinggi, seperti Reno 10x Zoom.
![]() |
"Saya berdiri di jarak aman, menggunakan zoom 2-6x. Saya tinggal maju mundur untuk mencari fokusnya," terang Thomp.
Saat memotret makro hewan, Thomp menyarankan jam 06.00 - 09.00 pagi. Di periode waktu tersebut, serangga masih dalam kondisi tenang, sehingga tidak mudah kabur saat didekati.
Atau bisa pula di periode 16.00 - 18.00. Di saat ini para serangga dalam kondisi tidur.
![]() |
Selain itu baiknya menggunakan pengaturan manual. Sehingga bisa mengatur shutter speed, ISO, white balance dan manual fokusnya
Terakhir dan paling penting adalah kesabaran. "Banyak yang memotret makro nggak sabar, hasilnya bakalan goyang," pungkasnya.
Tonton juga video Jembatan Budaya Kali Besar Jadi Spot Foto Baru untuk Milenial:
(afr/afr)