Foto yang dipermasalahkan ini judulnya adalah 'Tim in Amboseli National Park, Kenya', dan difoto oleh fotografer bernama Bjorn Persson. Dalam foto tersebut Persson memotret seekor gajah bernama Tim dengan latar awan tebal berwarna hitam.
Foto tersebut awalnya membuat Persson mendapat gelar Photographer of the Year di media tersebut. Namun kemudian ada anggota komunitas media tersebut, yang kebetulan mempunyai pengetahuan cukup dalam mengenai Tim, melaporkan adanya keanehan dari foto tersebut. Tepatnya pada telinga Tim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kemudian African Geographic pun menginvestigasi laporan tersebut dan membandingkan foto Tim milik Persson dengan foto Tim yang lain.
![]() |
Pada foto milik Persson, telinga Tim terlihat normal dan tak ada cacat. Padahal pada foto yang dijepret oleh Selengei Poole-Granli -- yang juga diikutkan dalam kontes tersebut -- terlihat kalau ada bagian telinga Tim yang sobek.
"Para juri tak menyadari adanya keanehan saat melakukan penjurian. Mereka hanya mengomentari adanya proses pengolahan foto (yang mungkin berlebihan) namun tetap bisa diterima karena memberikan dimensi mistis kepada Tim, seekor legenda dan fantasi," tulis African Geographic.
![]() |
Ketika keanehan ini dikonfrontasi ke Persson, ia pun menjelaskan manipulasi itu terjadi secara tak sengaja dalam proses pengolahan foto, demikian dikutip detikINET dari Petapixel, Senin (10/6/2019).
"Tim juri akhirnya memutuskan untuk mendiskualifikasi setelah mereka menyadari adanya proses pengolahan foto yang dilakukan oleh fotografer yang mengakibatkan telinga yang sobek itu tidak bisa diperlihatkan secara akurat," tambahnya.
Hal ini jelas melanggar aturan kontes tersebut, yang menyebut kalau foto yang diikutkan harus bisa merepresentasikan objek asli dengan jujur. Dan pengolahan foto hanya boleh dilakukan seperlunya.
(asj/krs)