Ini artinya, ketiga pabrikan kamera itu bisa saling menggunakan lensa dari pabrikan lain. Mounting lensa yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah L-mount, yang sebelumnya sudah dipakai di sejumlah kamera Leica.
Mounting lensa ini pertama diperkenalkan pada April 2014 ketika leica merilis Leica T. Pada awalnya, mounting ini bernama T-mount, namun kemudian namanya berubah menjadi L-mount saat Leica merilis Leica SL.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Panasonic Pamer Mirrorless Full Frame |
Aliansi ini mempunyai dua keunggulan besar, yaitu kamera dari ketiga pabrikan ini akan lebih menarik bagi fotografer karena mereka tak perlu bergantung pada ekosistem dari satu pabrikan saja. Lalu keunggulan kedua adalah pilihan lensa akan menjadi lebih banyak.
Perjanjian semacam ini pernah juga dilakukan oleh Panasonic dan Olympus, yang membuat sebuah standar baru bernama Micro Four Thirds, yang memungkinan bagi setiap perusahaan untuk membuat kamera dengan format yang sama.
L-mount menjadi pilihan bagi Panasonic dan Sigma karena Leica adalah satu-satunya -- dari ketiga perusahaan itu -- yang sudah mempunyai lini kamera mirrorless full frame 35 mm. Dan kemudian Panasonic pun merilis S1 dan S1R, yang merupakan kamera mirrorless full frame pertama pabrikan asal Jepang itu.
Perlu dicatat, meski fokus dari ketiga perusahaan itu adalah mounting untuk lensa kamera full frame, L-mount sendiri sebenarnya terbagi menjadi dua. Yaitu SL untuk kamera full frame, dan TL untuk kamera APS-C, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (26/9/2018).
Panasonic saat ini sudah mempunyai 3 lensa L-mount, dan memastikan akan merilis 10 lensa lain dalam rentang waktu setahun setelah S1 mulai dijual. Sementara Sigma mengaku akan mulai membuat lensa ini 2019 mendatang, dan Leica sudah sudah mempunyai 6 lensa L-mount, dan merencanakan 5 lensa lain selama dua tahun ke depan.
(asj/krs)