
-
01 Pakai Xiaomi Mi 6, Polda Metro Jadi Bulan-bulanan Netizen
-
02 FotoINET Telkomsel Gandeng Dukcapil Sukseskan Registrasi Prabayar
-
03 fotoINET Penampakan Ponsel Advan Penantang Xiaomi Rp 1,5 Juta
-
04 FotoINET Meme Kocak Venom Banjiri Media Sosial
-
05 Banyak yang Offline, Gerakan UMKM Jualan Online Digalakkan
-
06 Registrasi SIM Card, Operator Bisa Hemat Rp 2,5 Triliun
-
07 FotoINET Deretan Hewan Kecil Tapi Bisa Tewaskan Ribuan Orang
-
08 Sri Mulyani Pamer Foto Bareng Bill Gates
-
09 Advan Rilis i6, Ponsel Murah Pesaing Xiaomi Redmi 5
-
10 Go-Jek Dekati Raksasa Taksi Singapura
- SELENGKAPNYA
-
01 Tergiur iPhone X Murah di OLX, Karyawati ini Tertipu Belasan Juta
-
02 Pelanggan Kena Tipu Beli iPhone X, Ini Tanggapan OLX
-
03 Xiaomi: Redmi Note 5 Setara Samsung S9
-
04 Pengamat: iPhone X akan Dimatikan Apple
-
05 Callind, Aplikasi Lokal Pesaing WhatsApp Resmi Diluncurkan
-
06 ZTE Dilumpuhkan Amerika, Ini Peringatan China
-
07 Bill Gates Dukung Live Streaming Pantau Bumi Bulat
-
08 Facebook Indonesia Diberi Deadline 1 Bulan
-
09 'Dilarang Pakai Teknologi AS, Ekonomi China Bisa Ambruk'
-
10 Ponsel Hitam Putih yang Pernah Bikin Penggunanya Bangga
Kamis, 29 Mar 2018 14:40 WIB
Mengapa Kamera Mirrorless Makin Besar Ukurannya?

Jakarta - Belakangan ini, dari tahun 2017 ke 2018, saya mendapati kamera-kamera mirrorless kelas top atau profesional ukurannya semakin besar dan berat tidak peduli formatnya micro four thirds, APS-C atau full frame.
Contoh saja, beberapa tahun yang lalu Fuji mengolok-olok fotografer profesional yang mengunakan kamera DSLR dan banyak lensa dengan poster seperti di bawah ini:
Tapi kenyataannya kamera terbaru Fuji yaitu X-H1 malah tidak sesuai lagi dengan filosofi awalnya. Dibandingkan dengan awal-awal kamera Fuji yaitu X-T1 dan X-T10 yang sangat sukses di pasar Indonesia, X-H1 lebih besar bahkan mirip dengan kamera DSLR Nikon D7500 (APS-C) dan D750 (Full frame).
Dibandingkan dengan ukuran Nikon D7500 dan 17-55mm f/2.8 (kanan) ukuran kamera mirrorless Fuji X-H1 (kiri) dan 16-55mm f/2.8 mirip dan berat XH1 dan lensa 1.328 kg, sedangkan D7500 dan lensa yang sebanding totalnya 1.475 kg tidak berbeda banyak juga
Panasonic GH5 dengan lensa kit 12-60mm f/2.8-4 (kiri). Jika dibandingkan ukuran kamera dan lensa kitnya jauh lebih besar daripada Panasonic G1 kamera mirrorless pertama dengan lensa kit 14-42mm.
Kamera mirrorless Sony yang bersensor full frame Sony A9 juga lebih besar daripada A7 kamera mirrorless full frame pertama Sony.
Selain ukuran/dimensi, berat kamera dan lensa juga makin bertambah berikut perbandingannya:
* Sony A7 : 474 gram + Sony Zeiss FE 24-70mm f/4 : 430 gram. Total = 904 g
* Sony A9 : 673 g + Sony FE 24-70mm f/2.8 : 886 gram. Total = 1.556 g
* Fuji X-T1 : 381 gram + Fuji XF 18-55mm : 310 g. Total = 691 g
* Fuji X-H1: 673 g, Fuji XF 16-55mm f/2.8 : 655 g = Total = 1.328 g
* Panasonic G1 : 429 g + 14-42mm : 110 g. Total = 539 g
* Panasonic GH5 : 725 gram + Panasonic Leica 12-60mm f/2.8-4 : 320 g. Total = 1.045 g
Ukuran kamera yang menjadi makin besar tidak terelakkan karena peningkatan kualitas elektronik di dalam kamera tidak bisa diminiaturisasi lebih kecil lagi.
Komponen seperti baterai, jendela bidik, jika semakin tinggi kualitasnya fisiknya menjadi lebih besar. Apalagi kalau kameranya perlu disegel supaya aman dari air, debu halus atau suhu yang sangat dingin pasti dimensi fisiknya akan bertambah sedikit banyak.
Kamera yang tidak hanya fokus di foto saja, juga video, memang tidak bisa kecil, dan sebaiknya malah ukurannya besar, supaya tidak terlalu gampang overheat (kepanasan).
Contohnya Panasonic GH5, ukurannya cukup besar dan bisa merekam video tanpa batas waktu dan tidak kepanasan.
Kamera mirrorless yang besar-besar memang juga ditujukan khusus kepada fotografer profesional, biasanya mereka membutuhkan spesifikasi yang tinggi, juga pegangan yang besar, karena lebih mantap saat mengunakan lensa yang panjang, dan berkesan Pro.
Flashback satu setengah tahun lalu ketika pertama kali saya memegang Leica SL memiliki kesan awal kameranya besar padahal kamera ini jenisnya mirrorless.
Namun Setelah saya menanyakan kepada Chairman Leica di Photokina 2016, menjadi jelas bahwa kalau mencari kamera mirrorless yang berkualitas memang ukuran tidak bisa dikompromikan kecuali kita mau mengorbankan beberapa hal.
Misalnya tidak ada jendela bidik atau ukuran sensornya dikecilkan, tidak ada stabilizer di body dan sebagainya. Kemudian ia membandingkannya dengan Leica Q yang kualitas gambarnya mirip jauh lebih compact tapi tidak setahan-banting Leica SL.
Pertama-tama saya tidak bisa terima penjelasan ini karena semua kamera mirrorless saat itu lebih kecil dan ringan tapi setelah waktu berjalan lewat saya merasa: "Oh ya benar juga, memang kalau semua komponen kamera dibikin bagus, pasti fisiknya tidak bisa kecil."
Maka itu, kalau sedang mencari kamera dan mendapati kameranya berukuran kecil kita harus kritis, apa yang 'missing' atau tidak ada di kamera ini dibandingkan dengan yang lain.
Apakah yang 'missing' ini penting atau tidak? Kalau tidak butuh atau tidak penting bolehlah dipertimbangkan, jika tidak, sebaiknya memilih yang lain.
Dalam tiga tahun terakhir pembuat kamera berlomba-lomba membuat kamera yang sempurna makin canggih memang, tapi ukuran, berat dan harga naik semua.
Ironisnya kebanyakan orang yang ingin membeli kamera pro yang baru sebagian besar mungkin bukan profesional full time tapi sebagian besar adalah penghobi fotografi amatir dan sebagian kecil lainnya adalah part-time/semi profesional.
Sepengetahuan saya, pasar fotografer profesional beberapa tahun ini agak menurun dan di saat seperti ini fotografer profesional jarang ingin membeli kamera baru yang lebih canggih jika kamera lama masih bisa digunakan untuk mencari uang. Membeli kamera baru dirasa kurang bijak karena lama balik modalnya.
Penghobi fotografi memiliki kebutuhan yang berbeda, mereka tidak terlalu sensitif terhadap kenaikan harga tapi menginginkan kamera yang kecil, kinerja yang bagus dan mudah digunakan.
Mudah-mudahan dalam beberapa tahun kedepan, pembuat kamera mulai menyadari hal ini dan membuat kamera yang cocok untuk pencinta fotografi.
*) Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Google+ dan Instagram: enchetjin (jsn/rou)
Contoh saja, beberapa tahun yang lalu Fuji mengolok-olok fotografer profesional yang mengunakan kamera DSLR dan banyak lensa dengan poster seperti di bawah ini:
![]() |
Tapi kenyataannya kamera terbaru Fuji yaitu X-H1 malah tidak sesuai lagi dengan filosofi awalnya. Dibandingkan dengan awal-awal kamera Fuji yaitu X-T1 dan X-T10 yang sangat sukses di pasar Indonesia, X-H1 lebih besar bahkan mirip dengan kamera DSLR Nikon D7500 (APS-C) dan D750 (Full frame).
![]() |
Dibandingkan dengan ukuran Nikon D7500 dan 17-55mm f/2.8 (kanan) ukuran kamera mirrorless Fuji X-H1 (kiri) dan 16-55mm f/2.8 mirip dan berat XH1 dan lensa 1.328 kg, sedangkan D7500 dan lensa yang sebanding totalnya 1.475 kg tidak berbeda banyak juga
![]() |
Panasonic GH5 dengan lensa kit 12-60mm f/2.8-4 (kiri). Jika dibandingkan ukuran kamera dan lensa kitnya jauh lebih besar daripada Panasonic G1 kamera mirrorless pertama dengan lensa kit 14-42mm.
![]() |
Kamera mirrorless Sony yang bersensor full frame Sony A9 juga lebih besar daripada A7 kamera mirrorless full frame pertama Sony.
Selain ukuran/dimensi, berat kamera dan lensa juga makin bertambah berikut perbandingannya:
* Sony A7 : 474 gram + Sony Zeiss FE 24-70mm f/4 : 430 gram. Total = 904 g
* Sony A9 : 673 g + Sony FE 24-70mm f/2.8 : 886 gram. Total = 1.556 g
* Fuji X-T1 : 381 gram + Fuji XF 18-55mm : 310 g. Total = 691 g
* Fuji X-H1: 673 g, Fuji XF 16-55mm f/2.8 : 655 g = Total = 1.328 g
* Panasonic G1 : 429 g + 14-42mm : 110 g. Total = 539 g
* Panasonic GH5 : 725 gram + Panasonic Leica 12-60mm f/2.8-4 : 320 g. Total = 1.045 g
Ukuran kamera yang menjadi makin besar tidak terelakkan karena peningkatan kualitas elektronik di dalam kamera tidak bisa diminiaturisasi lebih kecil lagi.
Komponen seperti baterai, jendela bidik, jika semakin tinggi kualitasnya fisiknya menjadi lebih besar. Apalagi kalau kameranya perlu disegel supaya aman dari air, debu halus atau suhu yang sangat dingin pasti dimensi fisiknya akan bertambah sedikit banyak.
Kamera yang tidak hanya fokus di foto saja, juga video, memang tidak bisa kecil, dan sebaiknya malah ukurannya besar, supaya tidak terlalu gampang overheat (kepanasan).
Contohnya Panasonic GH5, ukurannya cukup besar dan bisa merekam video tanpa batas waktu dan tidak kepanasan.
Kamera mirrorless yang besar-besar memang juga ditujukan khusus kepada fotografer profesional, biasanya mereka membutuhkan spesifikasi yang tinggi, juga pegangan yang besar, karena lebih mantap saat mengunakan lensa yang panjang, dan berkesan Pro.
![]() |
Flashback satu setengah tahun lalu ketika pertama kali saya memegang Leica SL memiliki kesan awal kameranya besar padahal kamera ini jenisnya mirrorless.
Namun Setelah saya menanyakan kepada Chairman Leica di Photokina 2016, menjadi jelas bahwa kalau mencari kamera mirrorless yang berkualitas memang ukuran tidak bisa dikompromikan kecuali kita mau mengorbankan beberapa hal.
Misalnya tidak ada jendela bidik atau ukuran sensornya dikecilkan, tidak ada stabilizer di body dan sebagainya. Kemudian ia membandingkannya dengan Leica Q yang kualitas gambarnya mirip jauh lebih compact tapi tidak setahan-banting Leica SL.
Pertama-tama saya tidak bisa terima penjelasan ini karena semua kamera mirrorless saat itu lebih kecil dan ringan tapi setelah waktu berjalan lewat saya merasa: "Oh ya benar juga, memang kalau semua komponen kamera dibikin bagus, pasti fisiknya tidak bisa kecil."
Maka itu, kalau sedang mencari kamera dan mendapati kameranya berukuran kecil kita harus kritis, apa yang 'missing' atau tidak ada di kamera ini dibandingkan dengan yang lain.
Apakah yang 'missing' ini penting atau tidak? Kalau tidak butuh atau tidak penting bolehlah dipertimbangkan, jika tidak, sebaiknya memilih yang lain.
Dalam tiga tahun terakhir pembuat kamera berlomba-lomba membuat kamera yang sempurna makin canggih memang, tapi ukuran, berat dan harga naik semua.
Ironisnya kebanyakan orang yang ingin membeli kamera pro yang baru sebagian besar mungkin bukan profesional full time tapi sebagian besar adalah penghobi fotografi amatir dan sebagian kecil lainnya adalah part-time/semi profesional.
Sepengetahuan saya, pasar fotografer profesional beberapa tahun ini agak menurun dan di saat seperti ini fotografer profesional jarang ingin membeli kamera baru yang lebih canggih jika kamera lama masih bisa digunakan untuk mencari uang. Membeli kamera baru dirasa kurang bijak karena lama balik modalnya.
Penghobi fotografi memiliki kebutuhan yang berbeda, mereka tidak terlalu sensitif terhadap kenaikan harga tapi menginginkan kamera yang kecil, kinerja yang bagus dan mudah digunakan.
Mudah-mudahan dalam beberapa tahun kedepan, pembuat kamera mulai menyadari hal ini dan membuat kamera yang cocok untuk pencinta fotografi.
*) Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Google+ dan Instagram: enchetjin (jsn/rou)
Berita Terkait
Baca Juga
News Feed
-
20Detik
Advan i6 Pede Saingi Redmi 5
Selasa, 24 Apr 2018 22:45 WIBAdvan kini luncurkan smartphone i6 dengan kecanggihan layar full view Display HD 5,5 kisaran satu jutaan. Advan pun percaya diri dalam bersaing. -
FotoINET
Telkomsel Gandeng Dukcapil Sukseskan Registrasi Prabayar
Selasa, 24 Apr 2018 21:02 WIBTelkomsel terus menjemput bola yang salah satunya menggandeng Dukcapil guna mensukseskan program registrasi prabayar. Kali ini Kabupaten Bogor sasarannya. -
Banyak yang Offline, Gerakan UMKM Jualan Online Digalakkan
Selasa, 24 Apr 2018 20:31 WIBSektor UMKM di Indonesia masih banyak yang belum tersentuh online. Kondisi itu pun menjadi landasan digalakkannya sebuah Gerakan UMKM Jualan Online Nasional. -
fotoINET
Penampakan Ponsel Advan Penantang Xiaomi Rp 1,5 Juta
Selasa, 24 Apr 2018 19:35 WIBAdvan merilis ponsel baru bernama i6. Mengusung layar kekinian, perangkat yang digadang penantang Redmi 5 ini dibanderol Rp 1,5 juta. -
FotoINET
Meme Kocak Venom Banjiri Media Sosial
Selasa, 24 Apr 2018 19:24 WIBRilisnya trailer film Venom yang dibintangi Tom Hardy mendapat sejumlah pujian dari sejumlah netizen dan tak ketinggalan deretan meme kocak yang mengiringinya. -
Registrasi SIM Card, Operator Bisa Hemat Rp 2,5 Triliun
Selasa, 24 Apr 2018 18:18 WIBRegistrasi prabayar bisa membuat operator menghemat pengeluaran Rp 2,5 triliun. Dana penghematan ini bisa dialokasikan untuk pengembangan jaringan selulernya. -
Advan Rilis i6, Ponsel Murah Pesaing Xiaomi Redmi 5
Selasa, 24 Apr 2018 18:10 WIBMakin banyak vendor yang merilis perangkat yang digadang sebagai pesaing ponsel Xiaomi. Kali ini Advan yang membesut i6 sebagai penghadang Redmi 5. -
Pelanggan Bolt Ternyata Harus Registrasi Juga
Selasa, 24 Apr 2018 17:55 WIBKementerian Kominfo serta Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia tengah membahas rumusan aturan registrasi untuk pelanggan Internux atau Bolt. -
Pakai Xiaomi Mi 6, Polda Metro Jadi Bulan-bulanan Netizen
Selasa, 24 Apr 2018 17:39 WIBTangkapan gambar yang diunggah Polda Metro Jaya dalam beberapa kicauannya di Twitter mengundang komentar bernada miring dari netizen. -
FotoINET
Deretan Hewan Kecil Tapi Bisa Tewaskan Ribuan Orang
Selasa, 24 Apr 2018 17:29 WIBUkuran hewan ini memang terbilang kecil dibandingkan dengan manusia, namun siapa sangka beberapa dari mereka mampu menewaskan hingga ribuan orang dalam setahun.