Perbedaan mendasar dari generasi sebelumnya yakni penerapan teknologi Vibration Compensation (VC) pada lensa lebar 10-24mm. Sementara untuk lensa tele 70-200mm, teknologi VC ini diperbarui (G2) hingga mampu meredam getaran tangan sampai 5 stop.
"Kami bangga mengenalkan 2 lensa ini karena akan mempertajam Tamron di spesialis lensa thirdparty," kata Managing Director PT Halodata Indonesia, Manoj K. Vaswani saat peluncuran kedua lensa itu di Kemayoran, Jakarta, Rabu (26/4/2017). Halodata merupakan distributor tunggal Tamron di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua elemen lensa tersebut dilapisi dengan Broad-Band Anti-Reflection yang menjanjikan hasil bidikan yang akan tetap tajam di segala rentang zoom. Alhasil, foto-foto landscape maupun panoramik mudah diperoleh.
Sementara itu, untuk lensa teleh 70-200mm f/2,8 Di VC USD G2, Tamron mengandalkan keunggulan Vibration Compensation (VC). Setidaknya terdapat 3 mode VC yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan.
VC Mode 1 menawarkan fitur penstabil yang seimbang antara jendela bidik dan stabilisasi lensa. VC Mode 2 dirancang ekslusif untuk memotret panning dan VC Mode 3 menawarkan stabilisasi terbaik dengan memprioritaskan gambar yang diambil dan mengabaikan stabilisasi di jendela bidik.
"Tamron sudah menggeluti lensa sejak 67 tahun lalu. Kami paham betul apa yang diinginkan para pecinta fotografi," ucap Overseas Sales Dept Manager Tamron, Makato Ayabe dalam kesempatan serupa.
Bagaimana dengan harga keduanya? Tamron 10-24mm f/3.5-4.5 Di II VC HLD (wide) dibandrol dengan harga Rp 8,4 juta. Sementara Tamron SP 70-200mm F/2.8 Di VC USD G2 dapat dibawa pulang dengan harga Rp 21 juta. "Tapi itu HET, harga eceran tertinggi di toko. Kalau ada yang lebih tinggi, akan kita protect," tukas Manoj K. Vaswani. (Ari/rou)











































