A9 menggunakan sensor full frame stacked CMOS dengan resolusi 24,2 megapixel. Dibanding A7 II, sensor ini memang masih kalah dari segi resolusi, karena kamera tersebut punya resolusi 42,4 megapixel.
Namun lain cerita kalau membandingkan kecepatan continous shootingnya. A9 bisa dipakai memotret dengan kecepatan 20 fps sampai dan bisa merekam 241 foto RAW atau 362 foto JPEG tanpa jeda berkat prosesor BIONZ terbaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dok. Sony |
Viewfindernya berpanel OLED dengan resolusi quad VGA, yang merupakan viewfinder paling terang dan resolusi paling tinggi. Sony bahkan berani mengklaim electronic viewfinder (EVF)-nya ini bisa memberikan semua keuntungan menggunakan EVF, dan bahkan tak bisa disaingi viewfinder optik yang paling bagus.
A9 juga jadi kamera mirrorless full frame Sony pertama yang mempunyai layar sentuh, sehingga penggunanya bisa memanfaatkan fitur touch to focus, yang disebut bisa mempermudah kerja para videografer.
Dalam bodinya yang kecil, A9 mempunyai image stabilization 5 axis juga dengan baterai yang berkapasitas 2,2x lebih besar dari A7. Untuk video, A9 bisa merekam video 4K dengan menurunkan resolusi sensornya menjadi 6K, dan meng-oversample untuk menghasilkan rekaman 4K yang lebih berkualitas.
A9 mulai dijual di Amerika Serikat pada 25 Mei mendatang dengan harga USD 4.500 atau nyaris mencapai Rp 60 juta. Selain kamera anyar, Sony juga merilis sebuah lensa telefoto baru, yaitu G Master 100-400mm f/4,5-5,6 dengan harga USD 2.500. (asj/fyk)
Foto: Dok. Sony