Sebelumnya, posisi itu ditempati oleh X-T1, yang berbentuk layaknya DSLR, sementara X-Pro2 punya bentuk ala kamera rangefinder.
Perbaikan fitur yang paling utama terjadi di bagian sensor, di mana Fuji akhirnya move on dari X-Trans CMOS II 16 megapixel. X-Pro2 memakai X-Trans CMOS III dengan resolusi 24 megapixel, yang ditemani dengan prosesor anyar X-Processor Pro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
X-Pro2 punya viewfinder hybrid seperti yang dipakai di seri X100, namun dengan sedikit perbaikan. Hybrid viewfinder ini juga dilengkapi dengan pengaturan diopter, hal yang tak ditemui di X-Pro1.
Selebihnya perubahan dari X-Pro1 ke X-Pro2 terbilang minor. Seperti adanya joystik untuk mengatur titik fokus, dan tombol shutter speed yang menyatu dengan tombol pengaturan ISO.
Fuji juga melakukan perubahan pada tampilan antarmuka, yang ditampilkan dalam layar anyar dengan resolusi 1,62 titik. Ada juga dua slot kartu memori dan konektivitas WiFi, dikutip detikINET dari The Verge, Senin (18/1/2016).
Bodi X-Pro2 terlihat sangat mirip dengan X-Pro1, namun kini tahan debu dan percikan air layaknya X-T1. X-Pro2 mulai dijual pada bulan Februari 2016 dengan harga USD 1.699 atau sekitar Rp 23,6 juta (USD 1 = Rp 13.900) untuk body only, atau lebih mahal USD 400 ketimbang X-T1. (asj/ash)