Bertaruh Nyawa demi Menjaga Sinyal di Perbatasan
Hide Ads

Tapal Batas

Bertaruh Nyawa demi Menjaga Sinyal di Perbatasan

Rachman Haryanto - detikInet
Senin, 21 Agu 2017 18:41 WIB

Jakarta - Kebutuhan sinyal di daerah perbatasan menjadi akses telekomunikasi yang sangat penting. Untuk merawatnya pun tak main-main, harus bertaruh nyawa.

Penasaran? kita lihat aja yuk aksi pasukan penjaga sinyal di perbatasan.
Mereka harus naik turun di bukit yang cukup tinggi dimana tempat menara BTS Telkomsel tersimpan.
Petugas yang akan melakukan perawatan BTS di perbatasan Entikong itu hars membawa barang-barang, perlatan dan modul dengan cara dipanggul.
Sesampainya diatas, mereka harus terlebih dahulu mempersiapkan diri demi keamanan saat menaiki menara BTS.
Petugas yang lain mengecek kondisi kerusakan yang terjadi. Dan mencoba mencari pemecahan masalahnya.
Dengan mengenakan tali pengaman, helm, lengkap dengan safety shoes mereka bersiap untuk menaiki BTS dan mengangkat modul lengkap beserta perkakas kerjanya ke atas BTS.
Biasanya mereka bekerja tak sendiri. Mereka terbiasa bekerja secara tim mulai dari 3 hingga 5 orang, tergantung permasalahan yang dihadapinya.
Ada juga tim yang bertugas dibawah dan diatas menara untuk melakukan pengecekan dan perawatan modul BTS.
Dalam satu tahun terakhir ini, sedikitnya ada lebih dari 120 base transceiver station (BTS) baru yang dibangun Telkomsel di daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Hingga kini, total BTS yang ada yakni 753 yang telah beroperasi melayani berbagai wilayah perbatasan di Indonesia.
Untuk mempermudah kerjanya, modul tersebut diangkut keatas menara BTS dengan menggunakan katrol.
Tim bekerja mempersiapkan apa yang akan dilakukan demi menjaga sinyal Telkomsel di perbatasan Indonesia Malaysia.
Mengingat posisi penting wilayah-wilayah perbatasan yang secara geopolitik sangat strategis, kehadiran layanan Telkomsel di lokasi tersebut adalah bentuk dukungan memperkokoh terpeliharanya NKRI dari segi infrastruktur telekomunikasi, meningkatkan ketahanan nasional, sekaligus mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di berbagai pulau.
Pekerja memasangkan katrol untuk mengangkut modul yang dibutuhkan.
Seorang petugas beristirahat diatas menara sambil menunggu tim yang bekerja dibawah untuk mengangkat modul ke atas.

Melelahkan dan berisiko, adalah konsekuensi dari pekerjaannya. Sebagai orang yang bekerja di lapangan, tentu sangat dituntut ketahanan fisik dan mental baja karena harus terbiasa bekerja di ketinggian untuk memanjat tower.
Para petugas penjaga sinyal di perbatasan ini tak sekadar memastikan akses telekomunikasi terpenuhi. Mereka juga berperan 'memerangi' sinyal operator Malaysia. Jika kalah kuat, sinyal Malaysia bisa masuk dan merugikan warga yang terkena roaming.
(/)
Berita Terkait