Keren! Fotografer Lokal 'Hidupkan' Action Figure Star Wars

Adalah Seno Haryo fotografer asal Jakarta yang juga insinyur teknik Universitas Trisakti. Dengan kemampuan fotografinya, ia memakai objek foto berupa mainan action figure Star Wars. Ini salah satu hasilnya yang keren. (istimewa/senoharyo)

Seno Haryo memiliki studio mini di di Jl Berlian, Cawang Atas, Jakarta. Di dalam studionya terdapat beberapa lampu studio yang mudah didapatkan di pasaran. Beberapa hasil modifikasi lampu LED murah meriah, kurang dari Rp 20.000. (istimewa/senoharyo)

Di studio miliknya itulah ia menuangkan ide kreatif dan menghasilkan karya-karya fotografi action figure yang mengesankan. (istimewa/senoharyo)

Saking mengesankannya, karya fotografer yang banyak mendapatkan inspirasi dari fotografer Avanaut tersebut dipercaya oleh Sideshow Collectibles, pabrikan resmi action figure Star Wars di California. (istimewa/senoharyo)

Berkat karya keren semacam ini, Seno pun ditunjuk menjadi salah satu fotografer independen untuk berbagai katalog maupun promo action figure Star Wars di seluruh jagat hingga saat ini. (istimewa/senoharyo)

"Awalnya posting di media sosial. Tiba-tiba diemail oleh Vice Presideny-nya langsung. Dia nawarin, eh mau nggak loe kerjasama sama kita. Singkat simpel, langsung to the point. Saya jawab, mau banget. Lalu dikirim kontrak," katanya. (istimewa/senoharyo)

Tahun 2011 jadi awal kesuksesan Seno Haryo. Di tahun itu, dia menggelar pameran dan mendapat rekor MuRI untuk pameran toys photography yang pertama kali di Indonesia. (istimewa/senoharyo)

Seno sudah beberapa kali melakukan pameran tunggal dan workshop untuk berbagi ilmu-ilmu kepada para pecinta toys photography. (istimewa/senoharyo)

Pameran di luar negeri juga sempat ia lakukan lantaran portfolio Seno yang berani beda dan mempunyai karakter tersendiri.(istimewa/senoharyo)

Suatu pengalaman berharga bagi Seno ketika ia bersama 9 toys phographer sejagat berkumpul di Singapura di bawah naungan Wonderfactory yang memfasilitasi karya dan exhibition foto-foto mereka di Asia. Termasuk menjadikan karya fotonya sebagai poster resmi dan dijual dengan sistem royalti.(istimewa/senoharyo)

"Per poster sekitar USD 180 sampai USD 300. Penjualannya bagus, sampai sekarang saya masih mendapatkan royaltinya," tandas fotografer yang sehari-hari mengelola studio wedding 'Photomotion' tersebut. (istimewa/senoharyo)

Pertama kali kenal dunia fotografi saat masih duduk di bangku SMA mengikuti ekstra kurikuler SMA 3 Fotografi Club (Stifoc), Setiabudi. Karena tradisi keluarga, ia mengambil jurusan teknik Universitas Trisakti. Meski demikan kegemaran memotretnya tidak luntur. (istimewa/senoharyo)

Ia banyak berteman dengan orang-orang yang tertarik dengan dunia grafis, desain dan animasi. Ia sampai mengambil kuliah animasi Diploma Satu (D1) di International Design School (IDS) meski sudah memperoleh gelar sarjana.(istimewa/senoharyo)