Berapa Gaji Pro Player Esport? Ini Rata-rata Penghasilannya
Hide Ads

Berapa Gaji Pro Player Esport? Ini Rata-rata Penghasilannya

Tim - detikInet
Kamis, 24 Jul 2025 12:00 WIB
Ilustrasi Esports
Foto: (Unsplash/RRQ)
Jakarta -

Dulu cuma dianggap hobi anak warnet, kini main game bisa jadi pekerjaan penuh waktu dengan gaji yang bikin geleng kepala. Di tahun 2025 ini, dunia esports semakin mapan secara finansial. Tapi seberapa besar sih sebenarnya penghasilan para pro player zaman sekarang?

Gaji pemain esports sangat bervariasi, bergantung pada game yang dimainkan, wilayah kompetisi, dan posisi mereka di tim. Tapi yang pasti, angka-angka yang beredar bikin profesi ini makin dilirik anak muda zaman sekarang.

Di ranah League of Legends (LoL) Eropa, khususnya di kompetisi LEC (League of Legends European Championship), pemain pemula bisa mengantongi €115.000 per tahun -- kira-kira setara Rp 2 miliar. Pemain rata-rata LEC menghasilkan €240.000 per tahun (Rp 4,2 miliar).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Amerika Utara, pemain Valorant dari tim papan atas bisa membawa pulang USD 35.000-40.000 per bulan, atau sekitar Rp 600-650 juta. Di Eropa, gajinya sedikit lebih rendah ,antara USD 10.000 hingga 25.000 per bulan.

Untuk tim-tim Counter-Strike tier satu, bayaran satu roster penuh bisa mencapai USD 240.000 per bulan. Artinya, masing-masing pemain bisa mengantongi puluhan ribu dolar hanya dari gaji pokok.

ADVERTISEMENT

Dan perlu dicatat: itu baru gaji dasar. Belum termasuk bonus turnamen, hasil penjualan item digital, sponsorship, sampai pemasukan dari live streaming dan konten YouTube.

Sumber Pemasukan Lain: Sponsorship, Streaming, hingga Merchandise

Yang membuat karier esports menarik adalah banyaknya sumber pemasukan. Di luar gaji dari organisasi, pemain bisa meraup untung dari brand sponsorship pribadi.

Contohnya, Alexia "Lexi" Brown dari Northwood Esports dikontrak sebagai brand ambassador Corsair. Tugasnya mempromosikan gear gaming, jadi wajah kampanye produk, sampai kolaborasi konten kreatif. Jadi meskipun masih aktif bertanding, jalur penghasilan makin banyak.

Hal serupa juga terjadi di level organisasi. Team Vitality, misalnya, memperpanjang kerjasama dengan supermarket ALDI dan membuat inisiatif edukasi untuk memerangi toksisitas terhadap gamer perempuan.

Di sisi lain, ada pemain yang sudah banting setir ke dunia konten. Sebut saja TenZ, Shroud, Beaulo, Clix, hingga sang legenda League of Legends, Faker. Meski sebagian dari mereka sudah tak aktif secara kompetitif, popularitas mereka di Twitch dan YouTube tetap menghasilkan uang yang tidak sedikit.

TenZ, misalnya, punya lebih dari 4,3 juta pengikut di Twitch. Shroud bahkan menembus 11 juta. Konten mereka bervariasi: dari gameplay serius, komentar santai, hingga sekadar ngobrol bareng fans.

Jualan Merchandise Juga Jadi Ladang Uang

Selain streaming dan sponsorship, beberapa pemain juga serius menggarap lini merchandise. Rekkles, bintang LoL asal Swedia, punya lini hoodie dan t-shirt sendiri. Sementara Clix, co-owner dari tim XSET, juga meluncurkan produk fesyen yang menyasar fans Fortnite.

Namun perlu dicatat, jalur ini umumnya hanya menguntungkan bagi pemain yang sudah punya fanbase besar dan setia. Tapi kalau sudah di titik itu, pemasukan bisa setara atau bahkan melebihi gaji bulanan.

Siapa Pemain Esports dengan Penghasilan Tertinggi?

Menurut data terakhir per Mei 2025, dikutip detikINET dari Esports Insider, pemain dengan penghasilan tertinggi adalah Kakeru, jawara Street Fighter 6. Ia berhasil meraup lebih dari USD 1 juta dalam setahun hanya dari hadiah turnamen. Angka ini bahkan mengalahkan pemain Dota 2 yang selama ini identik dengan hadiah turnamen jumbo.




(asj/asj)