Daftar Isi
Sepanjang tahun 2025, banyak sekali peristiwa yang terjadi, mulai dari kabar membahagiakan hingga menyedihkan menusuk hati. Salah satunya pada November lalu, bencana banjir dan longsor melanda Aceh dan Sumatera, yang menelan ribuan korban jiwa serta menghancurkan infrastruktur telekomunikasi.
Selain itu, beberapa kejadian yang juga terjadi selama November 2025, di antaranya penemuan bunga super langka Rafflesia hassletii, bursa kripto terbesar di Korea Selatan dihajar hacker, hingga Internet Rakyat berkecepatan 100 Mbps harga Rp 100 ribu per bulan.
Lebih jelasnya, informasi tersebut disimak melalui penjelasan berikut ini, berdasarkan catatan detikINET, Rabu (31/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Internet Rakyat Koneksi 100 Mbps Harga Rp 100 ribu
Cara daftar Internet Rakyat Foto: Dok. PT Telemedia Komunikasi Pratama |
Internet Rakyat dihadirkan oleh PT Solusi Digital Tbk atau Surge bekerja sama dengan Orex SAI. Layanan internet 5G ini menggunakan teknologi Fix Wireless Access (FWA) berbasis Open Radio Access Network (RAN) pertama di dunia, yang menggunakan pita frekuensi 1,4 GHz.
Teknologi FWA tersebut semacam layanan internet, yang memakai sinyal radio nirkabel untuk menyediakan koneksi internetnya, tanpa perlu kabel fisik seperti serat optik.
Jadi teknologi ini bekerja dengan menggunakan menara seluler, untuk mengirimkan sinyal ke perangkat nirkabel di lokasi pelanggan. FWA ini mengandalkan teknologi 4G atau 5G.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan kolaborasi penyediaan layanan internet cepat menjadi terobosan nyata untuk mempercepat akses digital di seluruh Indonesia.
"Ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah deklarasi yang kuat akan visi, komitmen, dan tindakan bersama menuju Indonesia yang berdaya digital," tegasnya usai menyaksikan penandatanganan kontrak komersial antara SURGE, OREX SAI Jepang, dan distributor lokal.
Melalui kolaborasi ini, Surge dan OREX SAI menawarkan kecepatan hingga 100 Mbps, kuota unlimited, tarif flat sekitar Rp 100.000 per bulan.
2. Penemuan Bunga Langka Bernama Rafflesia hasseltii
Rafflesia hasseltii ditemukan mekar di Hutan Lindung Tanjung Datuk, Desa Temajuk, Sambas. Foto: Dok. Pribadi Agri Aditya |
Penemuan Rafflesia hasseltii, bunga super langka, di Sumatera Utara membuat heboh dunia maya. Kehebohan ini bermula dari tersebarnya sebuah video di internet, memperlihatkan salah satu anggota komunitas lokal, Septian Riki, dari Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu, tak kuasa menahan haru ketika pertama kali menyaksikan bunga ini mekar di habitat aslinya.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Joko Ridho Witono, membeberkan hasil temuan lapangan terbaru terkait keberadaan Rafflesia hasseltii. Riset ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman Rafflesia tertinggi di dunia, bersama Filipina
Hingga saat ini, tercatat ada 16 jenis Rafflesia di Indonesia. BRIN juga sudah berhasil mengumpulkan 13 sampel untuk dianalisis DNA-nya.
Salah satu momen penting penelitian ini terjadi ketika tim BRIN bersama mitra internasional melakukan survei di Bengkulu dan Sumatera Barat. Di daerah Sijunjung, Sumatera Barat, tim berhasil mendokumentasikan bunga Rafflesia hasseltii yang tengah mekar di kawasan hutan yang dikelola masyarakat melalui Lembaga Pengelola Hutan Nagari.
"Habitat bunga ini bukan di kawasan konservasi, melainkan di hutan yang dikelola oleh Nagari (desa). Ini menjadi catatan penting bagi upaya konservasi ke depan," ungkap Joko.
3. Bencana Banjir di Aceh dan Sumatera Rusak Infrastruktur Telekomunikasi
Warga melintas di dekat mobil warga yang terbawa arus banjir di kawasan Desa Bukit Tempurung, Kota Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (3/12/2025). Bencana banjir bandang yang terjadi pada Rabu (26/11) berdampak rusaknya ribuan rumah, hilangnya harta benda, jalan lintas nasional terendam, 215.652 jiwa dari 53.835 kepala keluarga terpaksa mengungsi dan 39 orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nz. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas |
Jelang akhir November 2025, bencana banjir dan longsor terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Peristiwa menyedihkan ini berlangsung pada periode 25-30 November 2025.
Akibat kejadian tersebut, jaringan telekomunikasi di sejumlah titik bencana terputus. Berdasarkan data Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT), di Sumatera Utara, terdapat infrastruktur telekomunikasi milik PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk yang mengalami gangguan.
Gangguan layanan telekomunikasi yang disebabkan oleh banjir telah berdampak pada matinya 495 site atau sekitar 1,42 %, dari total 34.660 site eksisting di Provinsi Sumatera Utara. Sementara di Sumatera Barat, banjir telah mematikan 16 site atau 0,43% dari total 3.739 site eksisting. Lalu di Aceh, jaringan telekomunikasi juga mengalami gangguan, akibat listrik padam karena sejumlah tower transmisi PLN roboh.
Namun saat ini, secara perlahan, sinyal di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh berangsur pulih. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan progres pemulihan jaringan di wilayah terdampak, khususnya di tiga kabupaten di Provinsi Aceh, yakni Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues telah melampaui 95%. Begitu pun di Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang mana persenatase BTS yang mulai beroperasi sudah lebih dari 97%.
"Pemulihan jaringan tergantung ketersediaan pasokan listrik. Kami terus memantau titik-titik tersebut untuk mempercepat pemulihannya," jelas Meutya dikutip dari siaran pers, Minggu (28/12/2025).
4. Bursa Kripto Terbesar di Korsel Dihajar Hacker
Ilustrasi hacker Foto: Shutterstock |
Bursa kripto terbesar di Korea Selatan, Upbit, sempat dihajar hacker. Dari hasil penyelidikan, diketahui sebanyak 44,5 miliar won lebih dalam bentuk kripto dilaporkan hilang, karena penarikan tidak sah.
Korea Selatan mencurigai kelompok peretas asal Korea Utara, Lazarus Group, yang menjadi dalangnya. Kelompok ini populer sebagai unit siber yang berafiliasi dengan badan intelijen Korea Utara, dan sudah lama dikaitkan dengan sederet pembobolan besar di dunia kripto.
Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan yang dikutip dari kantor berita Yonhap, menjelaskan pola serangannya sangat mirip dengan peretasan pada 2019. Ketika itu, ada sekitar 58 miliar won dalam bentuk kripto hilang, dan kemudian dikaitkan dengan Lazarus Group.
"Ada kemiripan dari sisi teknik dan jejak digital yang ditinggalkan," ujarnya.
Menariknya, peretasan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum raksasa internet Korea Selatan, Naver, mengumumkan akuisisi terhadap Dunamu dalam kesepakatan bernilai sekitar 10 triliun won.
Upbit merupakan salah satu platform perdagangan kripto terbesar di Asia, sehingga insiden ini langsung memicu kekhawatiran terkait keamanan ekosistem kripto di kawasan tersebut.
(hps/rns)



