Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Era Robot Pembunuh Segera Tiba, Ramalan Ngeri Tahun 2035

Era Robot Pembunuh Segera Tiba, Ramalan Ngeri Tahun 2035


Fino Yurio Kristo - detikInet

Surgery Patient Laying On Surgical Table. Robot Arms Performing High-Precision Nanosurgery In Hospital. Automated Robotic Limbs Operating, VFX Holographic Displays Showing Heartbeat, Blood Pressure.
Era Robot Pembunuh Segera Tiba, Ramalan Ngeri Tahun 2035 Foto: Getty Images/gorodenkoff
Jakarta -

Penggunaan drone otonom di medan perang telah memicu banyak pertanyaan etika pelik. Banyak pihak mengecam penggunaan robot pembunuh terkait potensi cacat teknologi yang dapat mengancam warga sipil. Ada pula risiko penggunaan untuk melakukan kekejaman tanpa keterlibatan langsun.

Apa jadinya jika teknologi semacam itu jatuh ke teroris dan penjahat yang tak terikat norma perang modern? Dalam laporan terbaru, Lab Inovasi Europol membayangkan masa depan yang tidak jauh dari sekarang, di mana penjahat dapat membajak kendaraan otonom, drone, dan robot humanoid untuk menciptakan kekacauan.

Laporan tersebut memperingatkan di 2035, departemen penegak hukum perlu menangani kejahatan oleh robot seperti drone yang mungkin digunakan untuk mencuri serta kendaraan otomatis yang rentan menyebabkan cedera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robot humanoid juga diprediksi memperumit masalah. "Karena dirancang berinteraksi dengan manusia secara lebih canggih, ini berpotensi mempersulit pembedaan antara perilaku yang disengaja dan tidak disengaja," catat laporan tersebut.

ADVERTISEMENT

Yang lebih buruk, robot untuk membantu sektor kesehatan dapat diretas, membuat pasien rentan. Kemudian, orang yang kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi mungkin terdorong melakukan kejahatan siber, vandalisme, dan pencurian terorganisir yang menyasar infrastruktur robotik untuk bertahan hidup.

Evolusi Penegakan Hukum

Europol menilai penegak hukum perlu berevolusi cepat untuk mengimbangi tren ini. Sebagai contoh, seorang petugas polisi mungkin perlu menentukan apakah mobil tanpa pengemudi yang terlibat kecelakaan melakukannya karena instruksi sengaja dari serangan siber atau malfungsi.

Polisi juga mungkin akan menggunakan peralatan canggih dalam melawan robot pembunuh, seperti pistol pembeku robot dan jaring canggih untuk melumpuhkan drone.

Jubir Europol mengatakan tidak dapat memprediksi masa depan, namun tanda-tanda peringatan sudah terlihat jelas. Salah satunya, penggunaan teknologi otonom seperti drone menjadi hal umum di zona perang aktif.

"Senjata canggih tersebut merembet ke dunia kejahatan terorganisir dan terorisme, yang berdampak pada penegakan hukum. Ada juga peningkatan laporan penggunaan drone di sekitar infrastruktur Eropa, dan terdapat contoh pilot drone yang menjual jasa online," sebut laporan itu.

Singkatnya, ini adalah visi masa depan kriminalitas meresahkan, difasilitasi teknologi ccangih. "Integrasi sistem tanpa awak ke dalam dunia kriminal sudah terjadi sekarang dan kita harus bertanya pada diri sendiri bagaimana penjahat dan teroris mungkin menggunakan drone dan robot beberapa tahun ke depan," ujar Direktur Eksekutif Europol, Catherine De Bolle.

"Sama seperti internet dan ponsel pintar yang menghadirkan peluang sekaligus tantangan besar, begitu pula teknologi ini," imbuhnya seperti dikutip detikINET dari Futurism.

Dengan tahun 2035 hanya berjarak satu dekade, pakar mengatakan lanskap teknologi yang berubah cepat sangat mungkin menghasilkan masa depan penuh kriminalitas seperti yang dibayangkan Europol.

"Suka atau tidak, penjahat akan menggunakan segala jenis teknologi baru," kata Giovanni Luca Masala, ahli robotika di University of Kent. Namun, ia mengakui prediksi tentang tahun 2035 itu sulit mengingat betapa cepat situasi berkembang.




(fyk/afr)
TAGS





Hide Ads