×
Ad

Startup Ini Ingin Hidupkan Kembali Medsos Bernama Twitter

Virgina Maulita Putri - detikInet
Jumat, 12 Des 2025 15:30 WIB
Foto: Unsplash/Kelly Sikkema
Jakarta -

Startup baru bernama Operation Bluebird berencana merebut merek dagang Twitter. Mereka ingin menggunakan kembali nama tersebut untuk proyek media sosial baru bernama Twitter.new.

Pekan lalu, Operation Bluebird melayangkan petisi yang meminta US Patent and Trademark Office (USPTO) untuk membatalkan kepemilikan X Corp. atas merek dagang 'Twitter' dan 'Tweet'. Mereka mengklaim merek dagang tersebut telah dilepaskan oleh X Corp.

Operation Bluebird dipimpin oleh Stephen Coates, pengacara spesialis hukum merek dagang yang pernah menjadi pengacara Twitter pada tahun 2014 sampai 2016, bersama pengacara Michael Peroff.

"Kami telah membangun platform sosial yang akan terlihat familiar bagi mereka yang menggunakan Twitter lawas, tapi dengan fitur baru yang memberikan pengalaman lebih aman dan mendorong pengguna untuk memutuskan jenis konten yang ingin mereka ikuti," kata Coates kepada The Verge, seperti dikutip detikINET, Jumat (12/12/2025).

Elon Musk membeli Twitter senilai USD 44 miliar pada tahun 2022. Ia kemudian mengubah nama perusahaan dan identitas merek dari Twitter menjadi X.

Pada Juli 2023, Musk sendiri mengatakan bahwa X akan mengucapkan selamat tinggal kepada nama Twitter dan logo burungnya. Tahun lalu, Musk juga mulai mengarahkan traffic Twitter.com ke X.com.

Dari situ lah Peroff, seorang pengacara spesialis hukum merek datang dan kekayaan intelektual, melihat peluang tidak hanya untuk mengklaim nama Twitter tapi juga menggunakan logo burungnya yang ikonik.

Dalam petisinya, Operation Bluebird menuding X telah melepaskan haknya atas merek Twitter secara hukum dan mereka tidak berniat untuk melanjutkan penggunaannya. Mereka juga mengklaim X terus melakukan penipuan terhadap USPTO melalui pengajuan deklarasi dan pernyataan palsu.

Alexandra Roberts, profesor hukum dan media dari Northeastern University mengatakan Operation Bluebird memiliki argumen yang solid terkait X melepaskan merek dagang Twitter.

Tapi Roberts juga merujuk kepada konsep 'goodwill residual', di mana sebuah merek dagang masih hidup meskipun pemilik aslinya sudah tidak menggunakannya lagi. Artinya banyak orang yang masih mengaitkan X Corp. dengan logo dan merek Twitter.

"Banyak pengguna yang masih menyebut X dengan nama 'Twitter' dan postingan di X sebagai 'tweets', yang menunjukkan adanya hubungan yang berkelanjutan dan memperkuat argumen untuk residual goodwill," ujar Roberts.

X memiliki waktu sampai Februari 2026 untuk menanggapi petisi ini. Jika X memutuskan untuk melawan petisi tersebut, proses untuk menentukan apakah kepemilikan X atas merek dagang 'Twitter' akan dibatalkan atau tidak akan memakan waktu bertahun-tahun. Meski begitu, Operation Bluebird tidak gentar menghadapi potensi kasus hukum yang memanjang.

"Kami yakin posisi kami sangat kuat. X Corp. dapat mengeskalasi masalah ini dari kantor merek dagang ke pengadilan, tapi kami siap untuk berjuang," kata Coates.



Simak Video "Video: X Milik Elon Musk Gugat Pemerintah India soal Aturan Sensor"

(vmp/vmp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork