Meta pertama kali memperkenalkan fitur Teen Accounts atau Akun Remaja di Instagram pada September 2024. Setahun kemudian, fitur itu sudah menjangkau ratusan juta pengguna remaja di seluruh dunia dan mendapatkan sambutan positif dari orang tua di Indonesia.
Fitur Teen Accounts dirancang untuk membatasi akun pengguna remaja berusia 13-17 tahun dari interaksi dengan orang yang tidak dikenal dan konten yang tidak pantas. Akun yang dimasukkan ke Teen Accounts akan diubah menjadi akun private secara default dan hanya bisa berinteraksi dengan tema atau akun yang sudah diikuti.
Philip Chua, Director Public Policy for Products, APAC Meta mengatakan studi yang dilakukan Meta dan Ipsos menemukan 91% orang tua dan wali di Indonesia mendukung perusahaan media sosial untuk menghadirkan akun khusus bagi remaja dengan perlindungan tambahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei ini dilakukan secara online pada 12-15 Agustus 2025 yang melibatkan 1.001 orang dewasa Indonesia yang merupakan orang tua atau wali dari remaja berusia 13-17 tahun.
Studi ini juga menemukan 97% responden melihat Instagram Teen Accounts sebagai fitur yang membantu untuk orang tua, serta 87% orang tua dan wali mengatakan fitur ini membuat mereka lebih nyaman dan percaya saat anaknya menggunakan Instagram.
Selain itu, lebih dari 90% orang tua mengatakan perlindungan yang disediakan fitur Teen Accounts akan membantu dalam mendukung anak remaja mereka di Instagram.
"Fitur seperti ini sangar penting bagi orang tua di Indonesia karena, seperti orang tua di seluruh dunia, mereka memiliki keterbatasan waktu, mereka memiliki banyak tuntutan yang harus dipenuhi, dan mereka tidak memiliki bandwidth yang cukup untuk mengasuh dan membantu anak mereka menjelajahi ruang digital," kata Chua dalam media briefing virtual di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Chua mengatakan responden survei ini difokuskan kepada orang tua karena mereka merupakan salah satu pemangku kepentingan yang penting, sama seperti regulator. Untuk pengguna remaja sendiri, Chua meyakini banyak pengguna yang terbantu fitur ini karena mereka tetap bisa berinternet dengan perlindungan ekstra.
"Pengguna remaja sendiri ingin merasa aman. Dan kami sudah melihat selama bertahun-tahun bahwa remaja tidak ingin dirundung online, mereka tidak ingin melihat sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman," ucap Chua.
"Mereka tidak ingin solusi yang terlalu kaku yang mencegah mereka menggunakan aplikasi sama sekali atau membuat mereka merasa tidak dapat dipercaya untuk berinternet, tapi mereka ingin melakukannya dengan perlindungan. Dan itulah yang kami upayakan," pungkasnya.
(vmp/vmp)