Segera setelah Titanic tenggelam di 15 April 1912, ada upaya untuk menemukan puing-puing dan jenazah orang-orang yang tenggelam bersamanya. Namun, keterbatasan teknologi penyelaman saat itu mencegah hal ini jadi kenyataan selama lebih dari tujuh dekade.
Baru pada tanggal 1 September 1985 atau 40 tahun silam, puing-puing tersebut ditemukan oleh ahli kelautan Amerika, Robert Ballard, yang juga perwira Angkatan Laut, dan ahli kelautan Prancis, Jean-Louis Michel.
Namun, penyelaman itu awalnya tak ada hubungannya dengan Titanic, melainkan misi rahasia menemukan bangkai dua kapal selam nuklir, USS Scorpion dan USS Thresher. Informasi ini tidak dipublikasikan hingga tahun 2008, ketika Ballard mengungkapkannya.
Ballard awalnya bertemu AL AS di 1982 untuk pendanaan jenis teknologi kapal selam baru yang memungkinkannya menemukan Titanic. Angkatan Laut setuju mendanainya, tapi hanya jika itu akan digunakan untuk menyelidiki USS Thresher yang tenggelam April 1963, dan USS Scorpion di Mei 1968.
Angkatan Laut setuju bahwa Ballard dapat mencari Titanic jika masih ada waktu tersisa dalam misi setelah menemukan kapal selam tersebut. Ballard dan timnya diberi waktu 4 bulan dan berhasil mengeksplorasi kedua kapal selam nuklir tersebut. Namun mereka hanya punya waktu 12 hari sisa untuk mencari Titanic. Pada akhirnya, Ballard berhasil menemukan bangkai Titanic.
Ballard mengatakan Angkatan Laut khawatir orang-orang akan menyadari alasan sebenarnya menjelajahi dasar laut. "Angkatan Laut tak pernah menyangka saya akan menemukan Titanic, jadi ketika terjadi, mereka jadi sangat gugup karena publisitasnya. Namun orang begitu fokus pada legenda Titanic sehingga mereka tidak pernah menghubungkan titik-titiknya," cetusnya.
Baru 23 tahun kemudian, Ballard mengungkapkan kebenaran tentang misinya. Ia juga menulis tentang pengalamannya menemukan kapal itu dalam bukunya The Discovery of the Titanic.
Simak Video "Video Penjaga Pantai AS Ungkap Hasil Investigasi Tragedi Kapal Selam Titan"
(fyk/fay)